GAWAT: 26,8 Juta Rakyat Tak Miliki Rumah

GAWAT: 26,8 Juta Rakyat Tak Miliki Rumah
ILUSTRASI. Tampak seorang ibu tinggal di tempat kumuh karena tak memiliki rumah. FOTO: Riau Pos/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Direktur Jenderal (Dirjen) Pembiayaan Perumahan pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PURR), Maurin Sitorus menyatakan RUU Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) merupakan amanat dari Pasal 28 H UUD 1945, UU Nomor 11 tahun 2005 tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya serta UU Nomor 20 tahun 2011 tentang Rumah Susun yang pembiayaannya dilakukan oleh pemerintah.

“Saya pastikan RUU Tapera ini murni untuk kepentingan rakyat sebagaimana yang diperintahkan oleh konstitusi dan sejumlah UU,” kata Maurin Sitorus, di Pressroom DPR, Senayan, Jakarta, Senin (26/10).

Dia menjelaskan, saat ini baru terdata lebih 15 juta rakyat belum mempunyai rumah sendiri, 7,6 juta belum mempunyai rumah, dan 3,4 juta menghuni rumah tak layak serta sebanyak 800 ribu orang tinggal di wilayah kumuh.

“Jadi RUU Tapera ini ditunggu oleh 26,8 juta warga negara,” ungkapnya.

Kalau RUU Tapera ini tak kunjung menjadi UU, lanjut Maurin Sitorus, maka kondisinya akan semakin gawat. Sebaliknya, ujar dia, dalam UU ini ada sanksi bagi pihak-pihak terkait termasuk Tapera sendiri jika mengabaikan amanat UU ini.

“Di Tiongkok, UU sejenis sudah jalan selama 25 tahun,” ujar Maurin.

Maurin berpendapat, industri perumahan ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja karena langsung dikendalikan pemerintah termasuk harga rumah, sehingga pemerintah mampu menjamin keterjangkauan harga rumah oleh rakyat.(fas/jpnn)


JAKARTA - Direktur Jenderal (Dirjen) Pembiayaan Perumahan pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PURR), Maurin Sitorus menyatakan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News