Gaya Hidup 'Hedon' Penyebab Menjamurnya Jaksa Hitam

Gaya Hidup 'Hedon' Penyebab Menjamurnya Jaksa Hitam
Ahmad Fauzi, jaksa penyidik di Bidang Pidana Khusus Kejati Jatim ditangkap usai melakukan pemerasan terkait dengan perkar korupsi yang diusutnya. Dari tangannya, petugas menyita barang bukti berupa satu buah koper berisi uang tunai sebesar Rp 1,5 miliar. Foto: dok jpnn

jpnn.com - JAKARTA – Pemberian remunerasi untuk Kejaksaan Agung ternyata tak serta-merta membuat seluruh personel Korps Adhyaksa itu berintegritas dan jadi abdi negara yang bisa diandalkan. 

Sebab, dari tahun ke tahun selalu saja ada jaksa hitam yang dipecat lantaran pengawasan melekat memang masih lemah. 

Berdasarkan catatat tahun ini, sudah lima oknum nakal yang terpergok menerima suap saat sedang menangani perkara. 

Dari jumlah tersebut, tiga oknum jaksa terkena operasi tangkap tangan (OTT) KPK. Sedangkan sisanya, terkena OTT tim sapu bersih pungutan liar (Saber Pungli).

Menurut Boyamin Saiman, dari Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI), maraknya oknum jaksa terkena OTT menjadi bukti Jaksa Agung M Prasetyo gagal memimpin. 

”Sudah cukup alasan untuk Presiden Jokowi menggantikan posisi Jaksa Agung dengan sosok baru yang lebih kredibel dan berintegritas. Sebab, Prasetyo belum mampu merubah mental jaksa jadi lebih baik, tidak korup,” tegas Boyamin saat dihubungi INDOPOS, Rabu (7/12).

Boyamin meyakini, OTT yang dilakukan KPK dan Tim Saber Pungli semata-mata untuk menegakkan hukum, bukan untuk kepentingan tertentu. 

Oleh karenanya, OTT tersebut adalah bukti nyata bahwa jaksa yang terjerat memang melakukan penyimpangan dalam menangani perkara.

JAKARTA – Pemberian remunerasi untuk Kejaksaan Agung ternyata tak serta-merta membuat seluruh personel Korps Adhyaksa itu berintegritas dan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News