Gaya Kepemimpinan Tenang, Dunia Usaha Senang

Gaya Kepemimpinan Tenang, Dunia Usaha Senang
Gaya Kepemimpinan Tenang, Dunia Usaha Senang
Untuk sekadar bisa mengharap "cukup maju" pun ada syaratnya. Rakyat sebaiknya segera melupakan pemilu, melupakan politik, dan melupakan bahwa pernah ada tokoh-tokoh yang membuat janji-janji kampanye. Kita harus tahu bahwa janji kampanye adalah bukan program. Maka, jangan gantungkan nasib kita masing-masing kepada janji-janji itu.

 

Juga, jangan pedulikan ini: siapa jadi siapa. Toh, mereka juga tidak akan bisa membawa nasib kita masing-masing menjadi langsung lebih baik. Yang bisa membuat nasib kita baik adalah kita sendiri. Maka, sebaiknya yang sudah bekerja segera meneguhkan diri untuk kembali bekerja secara tekun dan fokus pada profesinya.

 

Yang belum bekerja segera menentukan sikap: apakah akan terus mencari pekerjaan atau harus segera berusaha sendiri, meski dengan susah payah dan dengan skala yang amat kecil. Pada akhirnya, diri masing-masinglah yang akan menyelamatkan masing-masing: bukan partai, bukan politikus, dan bukan pejabat pemerintah.

 

Bagi pengusaha, segera lupakan pikiran "wait and see". Lupakan keinginan untuk mendapatkan fasilitas pemerintah, stimulus, insentif, atau koneksi. Zaman sudah berubah: daripada untuk menyogok, lebih baik uang dipakai untuk menaikkan gaji buruh. Yakinlah bahwa Indonesia "siapa pun presidennya" akan terus maju, sehingga kalau seorang pengusaha tidak maju, maka dia akan ketinggalan dari kemajuan itu sendiri.

 

PRESIDEN baru sudah resmi terpilih. Gaya kepemimpinannya pun sudah lama kita tahu. Kalau toh masih ada pertanyaan: mungkinkah gaya asli SBY itu akan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News