Gaya Menpar Arief Yahya Membangun WIN-Way Wonderful Indonesia (1)

Obat “Anti Lelet” Itu Mereknya 3S

Gaya Menpar Arief Yahya Membangun WIN-Way Wonderful Indonesia (1)
Menpar Arief Yahya. FOTO: dok/jpnn.com

“Rumusnya 3S, yakni Solid, Speed dan Smart! Pertama, solid, kompak, bersatu menuju Indonesia Incorporated. Ada kisah menarik dari ahli strategi perang Tiongkok, Sun Tzu, yang hidup di Abad V Sebelum Masehi. Dia ditunjuk Raja Wu memimpin pasukan elite kerajaan, yang semuanya perempuan cantik, istri selir raja, dengan jumlah 180 orang. Sun Tzu menghukum dua prajurit, perempuan itu dengan memenggal lehernya, gara-gara keduanya tidak solid. Lobi raja pun tidak digubris, kalau sudah mempengaruhi soliditas, hukumannya tegas, penggal kepala. Seserius itulah menjaga soliditas itu,” jelas Arief Yahya.

Agar solid, harus pintar bersinergi, berkolaborasi, berkoordisasi. “Dulu ketika di Telkom, saya tegaskan bahwa sinergi itu bukan pilihan, tetapi suatu keharusan. Kalau tidak bersatu, tidak akan menang, kalau tidak menang, kapan mau bersatu?” ungkapnya.

Kedua, speed, atau kecepatan. Ingat, tahun 2016 ini sudah ditetapkan oleh Presiden RI sebagai tahun percepatan, tahun akselerasi. Dalam persaingan masa kini dan masa depan, speed itu penting. “Yang cepat mengalahkan yang lambat, bukan yang besar memakan yang kecil,” tuturnya.

Menpar pun berterus terang di hadapan forum sekitar 400 orang itu, bahwa pasukannya masih harus bergerak lebih cepat, anti lelet. Tidak ada pilihan lain, jika ingin memenangkan pertarungan, harus bergerak lebih ngebut. Dia meyakini Michael Porter, Sekolah Bisnis Universitas Harvard dengan keahlian utama di bidang manajemen strategis dan keunggulan kompetitif perusahaan.

Porter menyebut 4 poin yang harus dimiliki oleh calon pemenang, yakni Differentiation, Competitive, Focus dan Speed. “Point terakhir adalah speed, kecepatan. Kita paling lemah di sini. Karena itu, akselerasi atau percepatan juga akan dilakukan segera,” kata dia.

Ketiga, Smart. Dalam strategi bisnis ada 3C yang harus dilakukan oleh pariwisata, setelah ditetapkan sebagai sektor unggulan, selain pangan, energi, maritim dan infrastruktur.  Yakni  keunggulan comparative, keunggulan competitive, dan cooperative. "Comparative, itu memetakan keunggulan dan kehebatan kita ada di mana. Competitive, posisi kita sudah berada dimana, dibandingkan dengan rival yang sama. Cooperative, strategi bermitra ketika dua C di atas tidak cukup untuk modal bersaing di pasar," jelas Arief Yahya.(*)


BRANDING Wonderful Indonesia terus berkibar di mancanegara.  Value-nya pun terus menanjak. Bahkan sudah menyikut rival bebuyutan Malaysia Truly


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News