Gedung Putih: Taliban Tidak Pantas Dihormati

Gedung Putih: Taliban Tidak Pantas Dihormati
Pejuang Taliban menguasai istana kepresidenan Afghanistan setelah Presiden Ashraf Ghani melarikan diri dari negara itu. Foto: Zabi Karimi/ AP - Aljazeera

Alison Davidian, wakil kepala Badan PBB untuk Pemberdayaan Perempuan di Afghanistan, mengatakan beberapa perempuan dilarang meninggalkan rumah tanpa kerabat laki-laki atau dipaksa berhenti bekerja. Kegiatan itu "telah menimbulkan ketakutan yang luar biasa. Dan ketakutan ini dapat dirasakan di seluruh negeri," Davidian, berbicara dari Kabul, kepada wartawan di New York.

Dalam sebuah wawancara dengan SBS News Australia, seorang pejabat senior Taliban mengatakan perempuan tidak akan diizinkan bermain kriket - olahraga populer di Afghanistan - atau mungkin olahraga lainnya karena "tidak perlu" dan tubuh mereka mungkin terbuka.

Di Kabul, sekelompok wanita membawa poster bertuliskan: "Kabinet tanpa wanita adalah kegagalan," mengadakan protes lain di daerah Pul-e Surkh di kota itu. Demonstrasi yang lebih besar pada Selasa bubar ketika orang-orang bersenjata Taliban melepaskan tembakan peringatan ke udara.

"Kabinet diumumkan dan tidak ada perempuan di Kabinet. Dan beberapa wartawan yang datang untuk meliput protes semuanya ditangkap dan dibawa ke kantor polisi," kata seorang wanita dalam video yang dibagikan di media sosial.

Sebuah pernyataan dari Kementerian Dalam Negeri Taliban yang baru mengatakan bahwa untuk menghindari gangguan dan masalah keamanan, siapa pun yang mengadakan demonstrasi harus mengajukan izin 24 jam sebelumnya.

Bagi banyak orang Afghanistan, yang lebih mendesak daripada komposisi Kabinet adalah dampak ekonomi dari kekacauan yang dipicu oleh penaklukan Taliban.

Shukrullah Khan, manajer sebuah restoran di Danau Qargha, sebuah resor lokal yang populer di dekat Kabul, mengatakan bisnisnya hampir tidak ada apa-apanya. "Bank-bank tutup, tidak ada pekerjaan, orang tidak lagi menghabiskan uang. Dari mana uangnya sehingga orang bisa bersenang-senang di sini?" dia berkata.

Presiden terguling Ashraf Ghani, yang melarikan diri dari Kabul ketika pasukan Taliban mencapai ambang ibu kota itu, meminta maaf pada Rabu atas jatuhnya pemerintahannya secara tiba-tiba, tetapi sekali lagi membantah dia telah membawa jutaan dolar bersamanya. (ant/dil/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?

Susunan kabinet Taliban disambut dengan penuh kecemasan oleh negara-negara asing, termasuk Amerika Serikat


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News