Gelorakan Spirit Bung Karno Lewat Komik Karya Putra Bu Mega

Gelorakan Spirit Bung Karno Lewat Komik Karya Putra Bu Mega
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto memperlihatkan komik berjudul Bung Karno Bapak Bangsa. Foto: Fathan Sinaga/JPNN

Selanjutnya, Soekemi memindahkan Soekarno ke Europeesche Lagere School (ELS) di Mojokerto. Pada usia 14 tahun, Soekarno sudah ditempa langsung oleh HOS Tjokroaminoto yang dikenal sebagai guru para pendiri bangsa.

Dua tahun kemudian, Soekarno sudah bergabung dengan Tri Koro Dharmo yang menjadi embrio organisasi kepemudaan Jong Java. Soekarno pula yang memperkenalkan sebutan peci saat pertemuan Jong Java di Solo pada 1921.

Istilah peci diambil dari ‘petje’ dalam bahasa Belanda. Artinya kopiah atau topi kecil.

Soekarno muda juga menyebarkan gagasannya melalui artikel di koran Oetoesan Hindia. Namun, dia menggunakan nama pena Bima

Lulus dari HBS pada 10 Juni 1921 menjadi masa krusial bagi Soekarno muda. Keinginannya meneruskan pendidikan di Belanda terbentur oleh sang ibu yang tak memberi restu.

Akhirnya, pilihan Soekarno adalah Technische Hooge School (THS) yang menjadi cikal bakal Institut Teknologi Bandung (ITB). Masuk THS pada 1921, Soekarno berhasil meraih gelar insinyur teknik sipil pada 1926.

Namun, selama masa kuliah di THS itulah Soekarno mengenal tokoh-tokoh lain seperti Douwes Dekker, Tjipto Mangunkusomo dan lainnya. Di Tanah Pasundan pula Soekarno mengenal petani miskin bernama Marhaen.

Praktis, Bandung bukan hanya menjadi tempat Soekarno kuliah, tapi juga ditempa sebagai tokoh. Setahun setelah lulus THSl, Soekarno mendirikan Persyarikatan Nasional Indonesia (PNI) bersama Sartono, Soenarjo dan Anwari pada 4 Juli 1927. Kelak, organisasi itu menjadi Partai Nasional Indonesia (PNI).

PDI Perjuangan akan meluncurkan komik berjudul 'Bung Karno Bapak Bangsa' saat partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merayakan ulang tahunnya yang ke-46.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News