Gelorakan Spirit Bung Karno Lewat Komik Karya Putra Bu Mega

Gelorakan Spirit Bung Karno Lewat Komik Karya Putra Bu Mega
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto memperlihatkan komik berjudul Bung Karno Bapak Bangsa. Foto: Fathan Sinaga/JPNN

Namun, aktivitas politik Soekarno dengan menyebarkan gagasan PNI mengantarnya ke Penjara Banceuy. Selama dalam tahanan sembari menunggu peradilan, Soekarno menulis pleidoinya yang akhirnya kondang dengan judul Indonesia Menggugat.

Rupanya, pleidoi Indonesia Menggugat telah menarik dunia internasinal. Hingga para ahli hukum di Eropa menderak pemerintahan Hindia Belanda meringankan hukuman untuk Soekarno dan teman-temannya.

Akhirnya, pengadilan kolonial atau Landraad menjatuhkan hukuman empat tahun penjara untuk Soekarno. Selanjutnya, dia menjalani hukuman di Sukamiskin.

Soekarno memanfaatkan masa hukuman di Sukamiskin untuk mendalami Islam. Selepas dari Sukamiskin, Soekarno memimpin sebuah majalah politik bernama Fikiran Ra’jat yang berslogan Kaoem Marhaen, Inilah Madjalah Kamoe!.

Namun, aktivitas politik Soekarno harus berhadapan dengan tindakan represif pemerintah kolonial Hindia Belanda. Soekarno harus menjalani pengasingan di Ende, Nusa Tenggara Timur selama kurun 1934-1938 dan di Bengkulu pada rentang waktu 1938-1942.

Seiring berakhirnya kekuasaan kolonial, Jepang masuk ke Indonesia. Masa pengasingan Soekarno Soekarno pun mengakhiri masa pengasingan.

Selepas masa pengasingan itulah Soekarno makin aktif menggelorakan semangat rakyat untuk mencapai kemerdekaan. Bersama M Hatta, Soekarno mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dengan berbagai strategi.

Ikhtiar Soekarno dan kawan-kawannya membuahkan hasil. Soekarno memanfaatkan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) bentukan Jepang guna membulatkan tekad untuk merdeka.

PDI Perjuangan akan meluncurkan komik berjudul 'Bung Karno Bapak Bangsa' saat partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merayakan ulang tahunnya yang ke-46.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News