Gemes dengan Indonesia

Gemes dengan Indonesia
Rexy Mainaky (kanan) dan Ricky Subagja. Foto : Hendra Eka/Jawa Pos
Pertama saya ingin menghidupkan lagi konsep pusdiklat bulu tangkis di daerah-daerah yang dulu pernah menjadi andalan untuk mencetak pemain. Kedua membagi pelatnas menjadi utama dan pratama. Kita lihat sejauh ini amburadul. Siapa yang masuk utama, siapa yang pratama. Seharusnya ada garis tegas untuk goal pelatnas pratama dan utama. Misal, pemain sekelas Sony atau Simon, harus berpikir bagaimana caranya mengalahkan Lin Dan atau Lee Chong Wei. Malah aneh misalnya kalau pemain muda sepeti Shesar dibebani target sama dengan Sony atau Simon.

Dari pengalaman melatih Anda di Inggris, Malaysia, dan Filipina, apa yang hilang dari bulu tangkis Indonesia saat ini?

Disiplin. Itu menjadi kunci utama dimanapaun kalau pemain ingin meraih sukses. Kalau bisa mendisplinkan dirinya, prestasi akan terangkat dengan sendirinya.

Efektifkah kejuaraan nasional seperti sirnas (sirkuit nasional) dan turnamen dalam negeri lainnya?

Kita harus melihatnya dengan bijak. Saya akan berbicara dengan bagian pertandingan PB PBSI. Mungkin ada beberapa kejuaraan yang pemain nasional kita tak perlu turun karena harus konsentrasi mengikuti kejuaraan level internasional. Lebih baik mereka dikarantina dan menjalani latihan terpusat sebelum terjun di level internasional. (dra)
Berita Selanjutnya:
Koruptor Harus Dibunuh

KEMBALINYA Rexy Mainaky ke PB PBSI sebagai Kabid Binpres menghembuskan asa perbaikan di tubuh induk organisasi bulu tangkis tertinggi tanah air.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News