Gerah Permainan Pasal, Simpan Palu Ketua MA Pertama

Gerah Permainan Pasal, Simpan Palu Ketua MA Pertama
JUJUR - Asep Iriawan, mantan hakim yang memutuskan keluar karena kecewa dengan dunia peradilan Indonesia. Dia sekarang menjadi dosen di Universitas Katolik Parahyangan Bandung. Foto: Ridlwan/Jawa Pos.
Asep memang keras dalam bersikap. "Saya selalu mengomel kalau ada yang nggak pas dengan putusan mereka (para hakim). Sikap itu saya ungkapkan saja dengan terbuka kepada siapa saja, termasuk pimpinan," jelasnya. Baginya, peradilan adalah persoalan memutuskan hitam dan putih yang tak bisa ditawar-tawar lagi.

Banyak hal yang membuat Asep mengkritisi institusinya saat itu. Misalnya, adanya hakim yang bermain-main pasal. "Seharusnya bandar narkoba, tapi diputus sebagai pemakai. Ini sudah nggak benar," jelasnya. Namun, dia sendiri tak pernah melihat bagaimana mafia peradilan itu. "Terasa baunya. tapi tak bisa dilihat," ungkapnya pula.

Dia mengklasifikasikan tingkah para hakim menjadi tiga. Yakni, hakim yang pintar plus jujur. Kedua, tidak begitu pintar namun juga setengah jujur. Yang paling parah adalah tidak pintar dan tidak jujur. "Yang terakhir itu yang parah dan membahayakan," ucapnya.

Sikap Asep itu sendiri, disadarinya memang membawa akibat. Positifnya, pimpinan menjadi segan mengintervensi sikapnya. Sementara akibat lain, dia dicueki oleh rekan-rekan seprofesinya. (*)

Nama hakim Asep Iwan Iriawan pernah menjadi momok para terdakwa kasus narkoba. Selama 1999-2000, lima bandar gede dia vonis mati di PN Tangerang.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News