Gerhana Bulan Kali Ini Cukup Unik

Gerhana Bulan Kali Ini Cukup Unik
Kubah Masjid Al Azhar, Jakarta saat gerhana bulan beberapa waktu lalu. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Masyarakat dapat menyaksikan gerhana bulan total atau bulan merah super (super blood moon) bertepatan dengan Waisak pada Rabu (26/5).

Gerhana bulan disebut juga bulan merah super karena lebar sudutnya yang lebih besar 13,77 persen dibandingkan dengan ketika berada di titik terjauhnya (apoge) dan kecerlangannya 15,6 persen lebih terang dibandingkan dengan rata-rata atau 29,1 persen lebih terang dibandingkan dengan ketika apoge.

"Gerhana bulan kali ini cukup unik karena beriringan dengan terjadinya perige, yakni ketika bulan berada di jarak terdekat dengan bumi," kata peneliti Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Pussainsa Lapan) Andi Pangerang, Selasa (25/5).

Andi mengatakan durasi fase total gerhana cukup singkat, yakni 14 menit 30 detik.

Puncak gerhana terjadi pada pukul 18.18.43 WIB atau 19.43.18 WITA atau 20.43.18 WIT dengan jarak 357.464 kilometer dari Bumi.

Puncak perige terjadi pada pukul 08.57.46 WIB atau 09.57.46 Wita atau 10.57.46 WIT dengan jarak 357.316 kilometer dari Bumi.

Gerhana bulan total juga bertepatan dengan detik-detik Waisak, yakni pada 15 suklapaksa (paroretang) Waisaka 2565 Era Budha yang jatuh pada 26 Mei 2021, pukul 18.13.30 WIB atau 19.13.30 WITA atau 20.13.30 WIT dengan jarak 357.461 kilometer dari Bumi.

Pada dasarnya, detik-detik Waisak terjadi ketika Purnama Waisak atau disebut juga Waisaka Purnima yang selalu jatuh pada 15 suklapaksa di Bulan Waisaka.

Puncak gerhana bulan terjadi pada pukul 18.18.43 WIB atau 19.43.18 WITA atau 20.43.18 WIT, Rabu (26/5).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News