Germo Menyamar Menjadi Pemijat

Germo Menyamar Menjadi Pemijat
Germo Menyamar Menjadi Pemijat

Sepintas, raut muka Bunga memang tak cantik tapi dia begitu manis bila dipadu dengan bodinya yang aduhai karena pakaiannya seksi. Bunga menghampiri ke bibir ranjang sambil menyibak rambutnya yang sebahu. Duduk merapat, kemudian membuka jaketnya. Sepertinya dia ingin menunjukkan buah dadanya yang montok.

Bunga tak keberatan ketika kami mewawancarainya. Memang awalnya menolak. Namun Mang Ujang yang sudah dilobi membujuknya bahwa nama dan alamat disamarkan. Akhirnya, Bunga pun bersedia. Bahkan dia tanpa sungkan bercerita tentang kiprahnya menggeluti bisnis lendir. Di depan Radar, dia bercerita tentang kisah hidupnya sehingga terjun menekuni bisnis haram itu.

“Saya butuh hidup di sini, keahlian tak punya. Kebetulan ada teman yang ngajak, ya mau aja dan lama-lama saya menikmati pekerjaan ini,” katanya.Bunga yang mengaku berasal dari luar Tasikmalaya ini terjun ke dunia hitam karena faktor ekonomi dan sakit hati. Sebab, dia dikhianati sang pacar. Pacarnya tersebut mau enaknya saja. Tapi tak mau bertanggungjawab.

“Ya karena kebutuhanlah,“ katanya. Lantas berapa tarif untuk layanan short time" Tanpa malu-malu dia mengatakan satu kali keluar (short time) Rp 150.000. Bahkan kalau lagi sepi dia bisa banting harga sampai Rp 100 ribu.

Kehidupan malam tidak lepas dari peran para germo. Di Tasikmalaya, banyak germo yang menyamar sebagai tukang pijat. Ia beroperasi di hotel atau di

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News