Getfolks, Media Sosial Baru Asli Indonesia

Pakai Tulisan Tangan, Lebih Sulit Dibajak

Getfolks, Media Sosial Baru Asli Indonesia
JATUH BANGUN: Dari kiri, Jaro Petang Widiatmoko, Dewa Made Dita Partayoga, dan Robin Lazendra menunjukkan aplikasi Getfolks di ponselnya. (Dhimas ginanjar/Jawa Pos/JPNN.com)

”Sampai sekarang, member Getfolks menyentuh tiga ribuan orang,” terang Robin.

Robin menyebut, salah satu ciri khas Getfolks, pengguna mengirimkan kartu pos dengan tulisan tangan ke alamat penerima. Dengan tulisan tangan, sisi emosional pengguna Getfolks jadi lebih bisa diketahui. Sebab, bentuk tulisan dalam keadaan senang, galau, hingga marah tentu berbeda.

”Sisi positif lainnya, pengguna Getfolks lebih sulit dibajak statusnya. Kalau ada yang posting aneh-aneh, tinggal bilang itu bukan tulisan tangan gue,” terangnya.

Selain tulisan tangan, Getfolkspunya ciri khas lain. Yakni, mengunggah status melalui suara. Prinsipnya sama, update status melalui suara juga dirasa lebih mengena ketimbang mengetik dengan keyboard. Intonasi suara yang kerap berbeda menjadi tolok ukur sisi emosional user. Selain itu, ada cloud icon seperti senyum yang berfungsi mempertegas isi status user.

Untuk mem-posting status dengan tulisan tangan di Getfolkstidaklah susah. Setelah mengunduh aplikasi dan mendaftar sebagai member, swipe atau geser ke kanan tanda pena di halaman utama untuk menulis status. Muncul ruang kosong dengan emoticon senyum yang berfungsi sebagai area untuk update status.

Di situ ada tiga pilihan, gambar mikrofon untuk mengunggah status yang berupa rekaman suara, pena untuk menulis dengan tangan, dan kamera untuk upload foto. Kalau mau pakai cara konvensional, yakni menulis dengan keyboard, tinggal menyentuh area itu dan papan ketik akan muncul.

Sementara itu, saat mengaktifkan fitur handwriting, terdapat lahan untuk menulis lagi dengan lima warna tinta. Yakni, merah, biru, hijau, hitam, dan putih. Pengguna bisa corat-coret sesuka hati. ”Tidak hanya untuk update status. Handwriting bisa dikombinasikan dengan postcard,” jelas dia.

Meski hingga kini belum ada investor yang masuk, Robin cs tidak berkecil hati. Mereka tetap optimistis suatu hari nanti medsos karya mereka akan booming. Uniknya, untuk menopang ”hidup” mainan itu, mereka tidak segan-segan berjualan nasi goreng dan roti bakar serta mengisi seminar-seminar. ”Kelihatannya memang naif. Tapi, itu bagian dari kerja ini,” tambah dia.

GETFOLKS lahir dari kreativitas Robin Lazendra, 24, seusai lulus sidang skripsi di Fakultas Teknik Informatika Binus pada Maret 2012. Semula dia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News