Gila! 103 Nyawa Melayang Demi Sebuah Pesan untuk Trump

Gila! 103 Nyawa Melayang Demi Sebuah Pesan untuk Trump
Bom Taliban meledak di Kabul, Afghanistan, Sabtu (27/1). Foto: Reuters

Profesor ilmu politik di Universitas Kabul Najib Mahmood mengatakan, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani sudah waktunya tidak ribut sendiri dengan oposisi. Melainkan berfokus pada peningkatan keamanan.

”Pemerintah bisa mengontrol situasi, tapi presiden harus berbagi kekuasaan dengan pihak lain. Dia harus bersatu dengan partai lain untuk memerangi Taliban bersama-sama,” ujar Mahmood kepada kantor berita Reuters.

Afghanistan maupun Amerika Serikat (AS) menuding Pakistan turut andil dalam serangan maut tersebut. Taliban juga menguasai sebagian wilayah Pakistan.

Pemerintah Pakistan langsung menampik tudingan itu. Versi pemerintah Pakistan, mereka tidak bisa berbuat banyak untuk menumpas kelompok teroris di negaranya karena AS telah memotong kucuran bantuan keamanan untuk negaranya.

Taliban di lain pihak menegaskan bahwa serangan mereka adalah pesan bagi Presiden AS Donald Trump dan para pendukungnya.

Tahun lalu Trump mengirimkan lebih banyak pasukan ke Afghanistan dan memerintahkan agar serangan udara ditingkatkan. Selain itu, mereka melatih prajurit Afghanistan untuk menyerang Taliban. (sha/c6/pri)


Jumlah korban tewas akibat bom Taliban di Kabul akhir pekan lalu telah menembus 100 jiwa. Semua demi pesan untuk Donald Trump


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News