Gim Berbayar Bisa Berdampak Negatif pada Nilai Akademis dan Lingkungan
“Paparan-paparan yang ada di game online dapat mempengaruhi cara berpikir adik-adik, oleh karena itu perlu dikontrol secara berkala. Risiko ekspresionis saat bermain gim perlu diwaspadai dan dijelaskan pada adik-adik agar mereka memahami bahwa menang dan kalah adalah hal yang biasa,” ungkapnya.
Kaprodi Ilmu Administrasi Publik Fisip Unpar Bandung Trisno Sakti Hermawanto menilai seseorang harus memiliki kemampuan tentang lanskap digital, aplikasi percakapan, dan media sosial. Selain itu, memahami dompet digital serta marketplace dan lainnya.
Sakti menerangkan belajar dapat pula menjadi menyenangkan dengan adanya gim edukatif yang dapat membantu pengguna untuk belajar tentang volume bangun ruang, angka, dan alfabet.
“Harus diingat bahwa berlebihan dalam penggunaan gim atau hobi tidak baik. Kita dapat mencari mainan edukatif atau membatasi penggunaan game sehari-hari. Selain itu, kita bisa belajar lebih lanjut tentang perangkat keras dan perangkat lunak yang dapat mengembangkan minat kita, serta mampu memilih informasi yang dibutuhkan secara etis dan aman,” jelasnya.
Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital sektor pendidikan dapat diperoleh pada media literasi digital kominfo di info.literasidigital.id atau mengikuti media sosial Literasi Digital Kominfo di Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Literasi Digital Kominfo, dan Youtube @literasidigitalkominfo. (Tan/jpnn)
Anak-anak yang kecanduan game online, terutama gim berbayar, dapat berdampak negatif pada akademik dan lingkungan.
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga
- Lewat Seminar Motivasi, Astra Meluncurkan Program Pembinaan di Lebak
- Peluang dan Risiko Penggunaan Kecerdasan Buatan
- Gibran Minta Peraturan Soal Gim Daring Lebih Diperketat
- Kemendikbudristek Dukung Penuh Film Biopik Ki Hadjar Dewantara
- Puluhan Universitas Top Dunia Ada di ICAN Education Expo 2024, Pengunjung Membeludak
- Pertukaran Pelajar Sinarmas World Academy & PKU ES Bawa Dampak Positif