Glodok Makin Sepi, Sewa Kios Rp 3 Juta Per Bulan

Glodok Makin Sepi, Sewa Kios Rp 3 Juta Per Bulan
Ilustrasi Pasar Glodok. Foto: Ricardo/JPNN

Semuanya bergantung usaha yang dijalankan. Kios penjual elektronik umumnya mengeluarkan biaya listrik yang paling banyak.

”Hasil penjualan di kios pas-pasan untuk nutup operasional. Bahkan, beberapa teman pedagang merugi kalau pas dagangannya sepi,” tambah Ridwan.

Sebagian besar pedagang yang bertahan di Pasar Glodok memang mengaku tidak mengandalkan penjualan di kios sebagai satu-satunya penghasilan.

Mereka memutar otak untuk mencari sumber penghasilan lain seperti memasarkan produknya via online untuk kemudian dikirim dan di-packing dari kios.

”Tidak bisa kalau hanya mengandalkan penjualan dari kios kalau sepi begini. Penjualan di sini hanya cukup untuk nutup operasional. Ini saya pelan-pelan mulai merintis di online,” ujar Felix, pemilik kios Joker Game, yang gencar menjual koleksi game-nya lewat kanal e-commerce seperti Bukalapak dan Tokopedia.

Dengan banyaknya pedagang yang merangkap penjualan via online, tak heran sesekali dijumpai kurir-kurir ojek online yang lalu-lalang mengambil pesanan barang.

Bahkan, agen pengiriman seperti J&T Express dan Ninja Express juga tampak membuka gerai di Pasar Glodok.

Kendati bertahan dengan harga sewa yang murah, pedagang di Pasar Glodok mengeluhkan timbal balik yang diberikan PD Pasar Jaya selaku manajemen.

Meski makin sepi, Pasar Glodok masih menjadi andalan beberapa pedagang untuk menjual produknya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News