Godok Sanksi Bagi BUMN yang Tak Gunakan Baja Lokal

Godok Sanksi Bagi BUMN yang Tak Gunakan Baja Lokal
Godok Sanksi Bagi BUMN yang Tak Gunakan Baja Lokal

jpnn.com - SURABAYA – Dengan kemampuan produksi dan kualitas yang mumpuni, PT Krakatau Steel (KS) Tbk, salah satu produsen baja di Indonesia, optimis mampu menjadi pemasok utama dalam proyek infrastruktur pemerintah. Hal itu disampaikan perwakilan manajemen saat menerima kunjungan anggota DPR RI Bambang Harjo.

Poin terpenting dalam pertemuan yang dilakukan di kantor PT Boma Bisma Indra di Surabaya disampaikan bahwa harus ada dukungan pemerintah agar sinergi antar BUMN mampu tercapai dengan baik. Sebab selama ini, dengan beragam alasan, banyak BUMN yang justru menggunakan produk baja dari luar negeri untuk menggarap proyek mereka.

''Setidaknya proyek yang dikerjakan BUMN harus menggunakan baja dari BUMN maupun dalam negeri. Kecuali, kalau BUMN memang kewalahan, baru baja bisa diambil dari luar,'' kata Bambang Harjo yang merupakan anggota Komisi VI DPR Bidang BUMN.
Dia mengungkapkan, saat ini ada beberapa hal yang mampu memproteksi industri baja dalam negeri. ''Pertama, TKDN (tingkat kandungan dalam negeri) sebesar 30 persen. Lalu, ada SNI (standar nasional Indonesia) dan bea masuk untuk baja impor yang harus dibuat lebih tinggi,'' jelasnya.
Bambang bahkan menambahkan, jika diperlukan harus ada sanksi bagi perusahaan BUMN yang tidak menggunakan baja dalam negeri. ”Nanti akan kita bahas serius itu. Sebab, jika baja kita sendiri saja kalah ya reputasi bangsa juga ikut kena,” tegasnya.
Di sisi lain, Asisten Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk Sita Ivita Dewi menuturkan bahwa pihaknya siap memasok kebutuhan baja untuk proyek infrastruktur. ''Secara kualitas, baja kami tidak kalah oleh impor. Tetapi, secara harga memang harus diakui bahwa impor bisa lebih murah,'' terangnya.
Sita mengakui, secara biaya, produksi baja di Indonesia masih kalah oleh baja impor. ''Selisih harga gas industri di sini saja sudah cukup jauh lebih mahal daripada negara lain,'' ujarnya. Dia menyebutkan bahwa harga gas industri di Indonesia mencapai USD 9 per MMBTU (million metric British thermal unit). Di negara lain, harganya hanya mencapai USD 3 MMBTU.
Sampai saat ini, total kapasitas produksi PT Krakatau Steel Tbk mencapai 6,15 juta ton. (vir/c14/tia/pda)

 


SURABAYA – Dengan kemampuan produksi dan kualitas yang mumpuni, PT Krakatau Steel (KS) Tbk, salah satu produsen baja di Indonesia, optimis


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News