Golput Berpotensi Kalahkan Perolehan Suara Calon

Golput Berpotensi Kalahkan Perolehan Suara Calon
Warga mengikuti pencoblosan Pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua di TPS 28, Cilandak Barat, Jakarta Selatan, Rabu (19/4). Foto : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, MALANG - Ada keresahan yang terjadi di Pilkada Serentak 2018. Kegelisahan itu dipicu dari potensi melonjaknya angka golongan putih (pemilih yang tidak mencoblos).

Bahkan, diprediksi persentase golput bakal mengungguli persentase perolehan suara ketiga pasangan calon (paslon) di Pilkada Kota Malang, Jawa Timur.

Karenanya, tiga pasang calon bersama dengan tim sukses bersama-sama mengkampanyekan tidak golput.

Misalnya, pasangan Ya’qud Ananda Gudban-Ahmad Wanedi (Menawan) membuat poster yang berisi pesan agar masyarakat tidak golput. Poster tersebut bertuliskan ”Gak odis golput ben Menawan” (tidak jadi golput agar Menawan).

Sementara pasangan Moch. Anton-Syamsul Mahmud (Asik) terang-terangan meminta konstituennya tetap menggunakan hak suaranya. Ajakan menggunakan hak suara itu disampaikan calon wakil wali kota (cawawali) Syamsul Mahmud ketika menggelar silaturahmi dan halalbihalal di rumahnya, Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Selasa lalu (19/6).

”Jangan sampai golput,” kata Syamsul dalam sambutannya di hadapan ratusan konstituennya.

Lantas apa penyebabnya? Mengacu hasil survei Prodi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB) yang dilaksanakan April lalu, ancaman meningkatnya golput karena pendukung tidak loyal cukup besar.

Dari 400 responden yang disurvei, 34,8 persen pendukung Menawan tidak loyal. Sedangkan jumlah pendukung tidak loyal untuk pasangan Asik mencapai 36,5 persen dan pendukung tidak loyal pasangan Sae sekitar 31 persen.

Pada Pilkada Serentak 2018 diprediksi angka golongan putih melonjak, bahkan diperkirakan akan mengalahkan suara yang diperoleh pasang calon.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News