Good, Tiga WBP Terorisme di Lapas Palu Tekuni Wirausaha

Good, Tiga WBP Terorisme di Lapas Palu Tekuni Wirausaha
Salah satu penjara di bawah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM. Foto: dokumen JPNN.Com

Sebelumnya, kata Ismono menambahkan, Syaiful juga membuat siomay. “Sayangnya kurang laku, kemudian  beralih dan mencoba membuat bakso,” tambahnya mengungkapkan.

Menurut Ismono, usaha yang dirintis Syaiful di dalam Lapas Palu ternyata memiliki prospek menjanjikan. Karena itu, Lapas Palu pun mendukung upaya Syaiful.

Saat ini, bakso yang diproduksi Syaiful di Lapas Palu baru sebanyak 300 butir per hari atau lebih kurang 1 kilogram daging. Sedangkan setiap butir bakso dijual seharga Rp 1.000.

“Namun rencananya bulan depan produksinya akan ditambah menjadi dua kilo daging. Pemasarannya masih terbatas kepada WBP dan pengunjung lapas melalui koperasi,” ujar Ismono menjelaskan.

Bahkan, pihak Lapas Palu akan membina WBP lainnya untuk meneruskan produksi bakso di Lapas Palu yang dirintis Syaiful. Sebab, Syaiful sudah menjalani masa hukuman subsider tiga bulan.

Syaiful juga sudah menerima surat keputusan pembebasan bersyarat (PB). Karena itu, dia akan menikmati bebas bersyarat pada 15 Desember 2017 mendatang.

Selain Syaiful, dua WBP terorisme lainnya yang merintis usaha di Lapas Palu adalah Hasan Zahabi dan Ahmad Wahyono. “Keduanya menjadi wirausahawan yang mengikuti pembinaan budidaya ikan koi,” tutur Ismono dengan nada senang.(adv/jpnn)

 


Tiga warga binaan pemasyarakatan di Lapas Kelas II A Palu yang masing-masing bernama Syaiful Djambi, Hasan Zahabi dan Ahmad Wahyono merintis usaha di lapas.


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News