Gubernur Sultra Dituding Lecehkan Budaya Buton

Gubernur Sultra Dituding Lecehkan Budaya Buton
Gubernur Sultra Dituding Lecehkan Budaya Buton
KENDARI - Ajang HUT Sultra yang dilaksanakan di Kota Bau-Bau kini menimbulkan kontroversi dari sejumlah pihak. Hal itu menyangkut masalah budaya kesultanan Buton yang dituding dilecehkan oleh pejabat Sultra, Nur Alam, SE, dan Wali Kota Bau-Bau Amirul Tamim.

Itu terjadi saat perayaan HUT Sultra di Bau-Bau beberapa waktu lalu. Para pemerhati Buton yang merasa tidak terima dengan hal itu mendatangi Kantor DPRD Sultra kemarin. Salah satu pembicara, Irianto Ibrahim, mengatakan pelecehan itu meliputi dua hal. Pertama, baliho yang terpajang di HUT Sultra (foto Nur Alam dan Amirul Tamim) mengenakan baju jubah Sultan Buton. Kedua, pada tanggal 22 April di Masjid Keraton Buton pada saat solat jumat Nur Alam dipersilahkan duduk oleh protokoler di kursi Sultan. Yang lebih memprihatinkan lagi, saat itu Nur Alam hanya mengenakan  kaos dan celana jeans.

Versi irianto Ibrahim, perbuatan tersebut merupakan pelecehan budaya.  Karena sejak berakhirnya Kerajaan Buton pada tahun 1960 tak ada lagi yang menggantikan atau pun menempati kursi Sultan Buton. Ia sangat menyayangkan, adat dan budaya yang sudah lama dijaga justru dilanggar oleh warga Buton sendiri.

"Kami hanya ingin menjaga warisan budaya dan tradisi. Tindakan ini murni untuk menjaga adat dan budaya yang sudah lama kita jaga. Berdirinya para pejabat saat ini atas dukungan dan partisipasi masyarakat Buton, tapi kini mereka sudah melecehkan budayanya sendiri," ujarnya. 

KENDARI - Ajang HUT Sultra yang dilaksanakan di Kota Bau-Bau kini menimbulkan kontroversi dari sejumlah pihak. Hal itu menyangkut masalah budaya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News