Gubernur Sultra Dituding Lecehkan Budaya Buton

Gubernur Sultra Dituding Lecehkan Budaya Buton
Gubernur Sultra Dituding Lecehkan Budaya Buton
Atas dasar pendapatnya, puluhan masa penggerak budaya menuntut adanya klarifikasi dari pihak Amirul tamim, dan ada tindakan dari DPRD Provinsi Sultra. Tanpa memperlihatkan aksi anarkisnya, mereka ditemui wakil ketua DPRD Sultra, La Pili didampingi Sekretaris Komisi IV, Rihamadi di sebuah ruang pertemuan DPRD Provinsi.

Meski mengaku menyayangkan atas tindakan pejabat Sultra itu, ia masih mengambil sisi positif dari Nur Alam. Menurutnya, di Bau-Bau Nur Alam hanya sebagai tamu. Dan protokoler yang menyuruhnya duduk di kursi Sultan Buton, sehingga ini bukan unsur kesengajaan dan atas kemauan Nur Alam.

Ia Berjanji, pada rapat badan musyawarah yang jadwalnya ditentukan (12/5) masalah tersebut akan diagendakan khusus bersama Dapil IV, Wakil Ketua DPRD, dan panitia HUT Sultra. Lebih melegakan lagi, karena para pemerhati budaya dari beberapa forum itu akan diundang untuk membahas duduk masalah yang sebenarnya.

"Kami sangat memberi apresiasi pada para pengawal budaya yang telah memberikan perhatian terhadap adat dan budaya Sultra, khususnya Buton. Mudah-mudahan masalah ini dapat diselesaikan dalam rapat nanti," ujar La Pili seraya menutup pertemuan.  (p1/awa/jpnn)

KENDARI - Ajang HUT Sultra yang dilaksanakan di Kota Bau-Bau kini menimbulkan kontroversi dari sejumlah pihak. Hal itu menyangkut masalah budaya


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News