Gula Giling Sulit Tembus Rp, 6000

Gula Giling Sulit Tembus Rp, 6000
Gula Giling Sulit Tembus Rp, 6000
SURABAYA- Harga gula produksi giling diprediksi bisa jauh lebih rendah dari Harga Patokan Petani (HPP). Salah penyebabnya adalah harga gula di tingkat internasional yang terus menurun hingga saat ini.Sebelumnya, berdasar perhitungan Biaya Pokok Produksi (BPP) yang direkomendasikan Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan telah mematok HPP gula kristal putih sebesar Rp 6.350 per kg. Harga tersebut naik Rp 1.000 per kg dengan persentase kenaikan 18,87 persen dari HPP tahun lalu senilai Rp 5.350 per kg.

Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Arum Sabil mengatakan bahwa tren penurunan harga gula di tingkat internasional bisa menyeret harga gula hasil produksi giling tahun ini bisa di bawah Rp 6.350 per kg.  Disebutkan, saat ini harga gula dunia di level USD 470 per ton FOB (di negara asal, belum termasuk biaya pengapalan dan premium). Sebagai perbandingan, harga gula dunia pernah mencapai USD 822 per ton FOB pada Januari lalu. Pada saat yang sama, harga gula di pasaran sebesar Rp 11 ribu per kilo gram. "Dengan harga internasional i USD 470 per ton FOB, harga gula hasil giling sulit mencapai Rp 6.000. Paling memungkinkan berada di level Rp 5.700 - Rp 5.800 per kg," ucapnya kemarin (20/5).

Untuk itu, lanjut dia, peran Importer Terdaftar (IT) sangat penting, terutama dalam fungsi menyangga harga gula. Kementerian Perdagangan menetapkan, bila harga gula lelang terbentuk di bawah HPP, maka risiko itu ditanggung IT atau pun yang bekerja sama dengan investor sebagai mitra kerja IT. Jika untung, maka dilakukan pembagian profit sharing dengan rasio 60 persen untuk petani dan 40 persen investor.

Di sisi lain, keberadaan gula rafinasi bakal memberikan dampak buruk terhadap harga gula petani. Dikatakan, penjualan gula rafinasi tahun ini cenderung lebih agresif dibanding 2009. Dalam dua bulan terakhir, lanjut Arum, peredaran gula rafinasi meluas dan mudah dijumpai di pasar modern. Antara lain tersebar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara.

SURABAYA- Harga gula produksi giling diprediksi bisa jauh lebih rendah dari Harga Patokan Petani (HPP). Salah penyebabnya adalah harga gula di tingkat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News