Gunakan Daging Kerbau untuk Antisipasi Lonjakan Harga Daging Sapi

Gunakan Daging Kerbau untuk Antisipasi Lonjakan Harga Daging Sapi
Ilustrasi daging sapi. Foto: JPNN

jpnn.com, MAGELANG - Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdivre Kedu jelang Lebaran ini melakukan upaya stabilisasi harga pangan. Upaya itu terutama untuk menstabilkan harga daging sapi yang kerap melonjak hingga menyentuh Rp 120 ribu per kilogram.

Rupanya, Bulog telah menyiapkan daging kerbau beku impor seharga Rp 70.000 per kilogram sebagai alternatif pilihan selain daging sapi. “Harapan kami, masyarakat punya alternatif lain untuk tetap mengonsumsi daging, namun dengan harga yang terjangkau,” kata Kepala Perum Bulog Subdivre Kedu Sony Supriyadi.

Saat ini, Bulog Subdivre Kedu memiliki stok sekitar 350 kilogram daging kerbau beku. Namun, stok itu hanya untuk menyuplai kebutuhan Rumah Pangan Kita (RPK) yang menjadi salah satu outlet penjualan kebutuhan pangan binaan Bulog.

“Tiap minggu, terserap sekitar 20-30 kilogram daging kerbau beku,” sebutnya.

Sejauh ini, masyarakat umum belum terlalu tertarik. Dalam pengamatan Sony, karakteristik masyarakat di wilayah Kedu belum begitu mengenal daging kerbau untuk dikonsumsi sehari-hari.

Kalaupun ada, jumlahnya masih sedikit. Berbeda dengan di Banten yang dalam satu bulan bisa menghabiskan enam ton daging kerbau beku.

“Peminatnya cenderung minim, tapi tetap kita pasarkan. Bila nanti ada operasi pasar, akan kami bawa dan kami kenalkan kepada masyarakat,” ujarnya.

Padahal, kandungan gizi daging kerbau tak kalah dibanding sapi. Selain bisa diolah menjadi aneka masakan, daging kerbau juga tahan hingga lima bulan bila disimpan di dalam alat pendingin atau tetap dalam keadaan beku. “Tapi seratnya lebih besar,” tuturnya.(put/ton/jpg)


Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdivre Kedu jelang Lebaran ini melakukan upaya stabilisasi harga pangan. Upaya itu terutama untuk menstabilkan


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News