Guru di Wamena Siap Mengajar Meski Masih Trauma

Guru di Wamena Siap Mengajar Meski Masih Trauma
Anak-anak korban kerusuhan Wamena yang mengungsi di Kodim 1702/Jayawijaya, Sabtu (5/10/2019). Foto: ANTARA/Desi Purnamawati

jpnn.com, JAYAWIJAYA - Aktivitas belajar mengajar di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, akan kembali dimulai pada Senin (7/10) usai peristiwa kerusuhan pada 23 September lalu.

Damaris salah seorang guru sekolah dasar di Wamena mengatakan ingin kembali mengajar setelah peristiwa kerusuhan. Namun dia mengaku membutuhkan pemulihan trauma.

"Karena tugas, tanggung jawab. Sebenarnya belum siap mengajar karena masih trauma," kata Damaris yang mengungsi di Kodim 1702/Jayawijaya, Minggu.

Damaris mengatakan, meski kondisi masih mengalami trauma tetapi jika sudah diminta untuk kembali beraktivitas mengajar tentunya akan dilakukan agar pendidikan anak-anak tidak terhambat.

"Kita buka sekolah tunggu anak-anak," kata perempuan asal Toraja yang sudah mengajar sejak 2005 itu.

Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat mengatakan, sekolah akan kembali dimulai pada Senin (7/10).

Nantinya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama Kemensos akan mendukung kembali aktivitas pendidikan di daerah itu.

Koordinator Tim Layanan Dukungan Psikososial (LDP) Kemensos Milly Mildawati mengatakan sangat wajar warga ketakutan karena baru mengalami kejadian traumatis.

Seorang guru sekolah dasar di Wamena mengatakan ingin kembali mengajar setelah peristiwa kerusuhan meski membutuhkan pemulihan trauma.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News