Guru Honorer di Perbatasan Timor Leste Dapat Kado Hardiknas

Guru Honorer di Perbatasan Timor Leste Dapat Kado Hardiknas
Relawan Forum Malaka Bangkit (FMB) membagikan sembako kepada guru honorer di Kabupaten Malaka, NTT. Foto: FMB

“Bukan hanya gedung megah saja yang dibangun, tetapi isi dalamnya juga harus dibangun. Para siswa harus dibekali ilmu dan disiplin yang baik sejak di usia sekolah. Tetapi, ada hal yang paling penting yang sering terlupakan yakni kesejahteraan guru honorernya. Mereka ini, tanpa kenal lelah mengajarkan anak-anak kita menjadi pintar," kata Emanuel Bria, salah satu putra Malaka yang berprestasi di bidang pendidikan ini.

Hasil pemantauan Relawan FMB menunjukkan banyak guru honorer yang hidupnya masih jauh dari sejahtera. Hidup mereka tidak pasti arahnya. Upah yang ßeharusnya menjadi tumpuan hidup mereka, jauh dari harapan.

Menurut pengakuan mereka, upah mereka tergantung pencairan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) yang juga tak tentu cairnya. Untungnya, hampir semua dari mereka itu, ada kebun jagung untuk bisa bertahan hidup bersama keluarga.

Di kecamatan Weliman ada guru SDN Beistaek bernama Ernalinda Yosefa Ade Bria. Dia mengaku sudah mengajar dan masih honor di SDN Beistaek ini sejak tahun 2011 hingga sekarang.

Ernalinda menyampaikan dirinya dan beberapa temannya sudah tidak menerima upah sejak tahun 2018.

“Kepala sekolah sudah tidak mengadakan rapat bersama guru. Saya dan beberapa teman lainnya sudah 2 tahun tidak terima gaji. Kami pasrah saja, karena pada prinsipnya, semua demi anak-anak didik kita. Tetapi kami mohon, setidaknya Pemda Malaka memperhatikan nasib kami,” ujar Ernalinda setelah menerima Sembako dari FMB.

Terpisah, di Desa Rabasa Hain, Kecamatan Malaka Barat ada Yani Yovita Seran. Guru honorer yang mengajar di SDK Rabasa Hain dari tahun 2006 hingga sekarang ini juga nasibnya tidak jauh beda dengan Ernalinda Yosefa Adi Bria.

Dia juga mengaku menerima upah yang sangat minim dan tidak bisa dijadikan sandaran hidup yang pasti. Harapannya ada pada pencairan dana BOS yang menurutnya kadang tidak tepat waktu.

Salah satu guru honorer di perbatasan Timor Leste ini mengaku simpati dengan aksi FMB yang memberi perhatian dan kado pada momen Hardiknas.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News