Guru Seni Kurang, Kemendikbud Turunkan Seniman

Guru Seni Kurang, Kemendikbud Turunkan Seniman
Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid. Foto: Humas Kemendikbud

Di mana 210 seniman dari masing-masing daerah akan mengajar 2.400 peserta didik di 210 sekolah jenjang SD, SMP, SMA/SMK swasta dan negeri.

"Jumlah daerah yang ikut tahun ini berkurang karena banyak yang fokus anggarannya pada penanganan COVID-19. Untuk anggaran GSMS lewat mekanisme sharing dana APBN dan APBD," terangnya.

Mengingat masih pandemi, lanjut Restu, mekanisme pembelajaran GSMS dilakukan secara daring oleh seniman.

Bisa juga dilakukan secara luring (tatap muka) dengan tetap mengacu pada protokol kesehatan sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 01.07/Menkes/382/2020 tentang Protokol Kesehatan bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). 

"Materi yang diberikan seniman kepada siswa didik adalah seni pertunjukan (tari, musik/seni suara, teater), seni rupa, seni media, atau sastra," kata Restu.

Pada akhir proses pembelajaran materi dipertunjukkan atau dipamerkan dengan dokumentasi berupa video.

Dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota dapat menyelenggarakan pertunjukan maupun pameran secara langsung dengan tetap mengikuti protokol kesehatan pengendalian COVID-19. (esy/jpnn)

Kemendikbud kembali menyelenggarakan Program Gerakan Seniman Masuk Sekolah untuk mengatasi kekurangan guru seni di sekolah-sekolah


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News