Gus Karno

Oleh: Dahlan Iskan

Gus Karno
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

"Huruf-hurufnya, bila ditukar-tukar, masih bisa berbunyi: data-data Marhaen," ujar Gus Marhaen.

"Data apa pun tentang Bung Karno, Pancasila, dan Marhaenisme ada di Universitas Mahendradatta," ujarnya.

Gus Marhaen kini menjadi Ketua Dewan Pembina di yayasan yang menaungi Mahendradatta. Yakni sejak ayahnya meninggal dunia lebih 10 tahun lalu.

Nama Mahendradatta dipilih juga karena dia nama istri Raja Udayana –yang kelak menjadi raja juga menggantikan suami.

Di tangan Ratu Mahendradatta kerajaan semakin jaya. Dan yang membuat orang Bali memuja Mahendradatta adalah: dialah yang melahirkan Airlangga. Kelak, Airlangga bukan saja menjadi raja besar. Juga dipercaya sebagai penjelmaan dewa Wisnu di muka bumi.

Nama resmi Airlangga: Rakai Halu Sri Lokeswara Dharmawangsa Airlangga Ananta Wikramat Tunggadewa. Lahir tahun 990. Di Bali.

Ratu Mahendradatta sendiri adalah anak Empu Senduk, Kediri. Entah bagaimana bisa jadi istri Raja Udayana nun jauh. Punya anak Airlangga pula: jadi raja besar kerajaan Kahuripan, dekat muara Sungai Brantas –kemungkinan besar di selatan Sidoarjo.

Betapa Bali dan Jatim seperti menyatu saat itu. Padahal tidak pernah terdengar ada literatur yang menyebutkan di tahun-tahun itu Bali dan Jawa tanpa selat.

Itulah saat-saat Bung Karno paling menderita batin: status resminya masih presiden tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Bung Karno lagi menjalani karantina politik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News