Gus Yaqut jadi Menag, Pengamat dari Universitas Katolik Mengaku Terkejut

Gus Yaqut jadi Menag, Pengamat dari Universitas Katolik Mengaku Terkejut
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut. ANTARA/HO-Biro Pers Setpres

jpnn.com, KUPANG - Yaqut Cholil Qoumas atau yang akrab disapa Gus Yaqut ditunjuk Presiden Jokowi menjadi menteri agama (menag) menggantikan Fcahrul Razi.

Pengamat politik dari Universitas Katolik Widya Mandira Kupang Mikhael Rajamuda Bataona mengatakan Yaqut Cholil Qoumas merupakan sosok yang terkenal sangat anti-radikalisme.

"Hal yang mengejutkan bagi saya adalah terpilihnya Ketua Umum GP Anshor, Yaqut Cholil Qoumas, yang ditunjuk Jokowi sebagai Menteri Agama. Sosok ini terkenal sangat anti pada radikalisme dan tentu saja ormas-ormas radikal," kata Mikhael Rajamuda Bataona kepada ANTARA di Kupang, Kamis (24/12).

Pengajar investigatif news dan jurnalisme konflik pada Fisip Unwira Kupang mengemukakan pandangan itu, berkaitan dengan penunjukan Yaqut Cholil Qoumas sebagai Menteri Agama dan harapan bagi terciptanya kerukunan antarumat di Indonesia.

Mikhael mengatakan, terpilihnya Yaqut tentu saja menjadi kabar buruk bagi ormas-ormas yang selama ini cukup bebas bermanuver di balik "jubah" agama untuk menyatakan kepentingan politik mereka.

Di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sendiri ormas-ormas dan oknum-oknum garis keras juga pernah teridentifikasi.

Karena itu menteri Yagut punya pekerjaan besar soal ini. Urusan agama juga perlu diurus secara bijak dan proporsional karena Indonesia ini multikultur dan punya kebhinnekaan.

"Saya kira keuntungan bagi NTT adalah menteri ini dari NU, di mana di NTT sendiri NU adalah salah satu organisasi yang cukup besar dan punya peran penting dalam hidup sosial kemasyarakatan bersama Muhammadiyah," katanya.

Pengamat politik Mikhael Rajamuda Bataona menyampaikan pendapatnya soal sosok Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News