Hacker Australia Ungkap Detail Operasi Rahasia Menghancurkan Unit Propaganda ISIS
"Di sini lebih mirip kantor biasa dan bukan sepasukan tentara yang memenuhi lapangan," ujarnya.
Pegawai ASD tidak mengenakan seragam. Mereka masuk kantor mengenakan jeans dan kemeja biasa. Senjata utama mereka hanyalah keyboard komputer.
Ketika Australia dan sekutunya berperang dengan kombatan ISIS dari darat dan udara, mereka menyadari betapa divisi propaganda online kelompok itu sangat mematikan.
ISIS pernah mempekerjakan 100 orang untuk propaganda, termasuk spesialis IT, desainer grafis dan produser konten video.
Photo: Operation Glowing Symphony dibentuk untuk meretas sistem online ISIS, melumpuhkan kemampuan propaganda kelompok itu. (ABC News: Emma Machan)
"ISIS menyebarkan pesan ke seluruh dunia, datanglah dan berjuanglah bersama kami," kata Staughton.
Kelompok teroris itu juga menerbitkan majalah digital dalam berbagai bahasa, lengkap dengan instruksi lokasi dan cara meluncurkan serangan.
KISAH di balik operasi peretasan yang berhasil menyusupi, lalu menghancurkan, unit propaganda kelompok teroris ISIS
- Dunia Hari Ini: Pendiri Mustika Ratu Tutup Usia
- Kenapa Ibu Negara Masih Akan Sangat Berpengaruh di Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Gadis 14 Tahun Dinobatkan sebagai Olahragawan Aksi Terbaik
- Dunia Hari Ini: Mahkamah Konstitusi Tolak Permohonan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar
- Dunia Hari Ini: Timnas Garuda Muda Kalahkan Australia 1-0
- Pengakuan Jujur Pelatih Australia Soal Ernando Ari