Hadapi Produk Asing, Sikap SBY Tidak Jelas

Hadapi Produk Asing, Sikap SBY Tidak Jelas
Hadapi Produk Asing, Sikap SBY Tidak Jelas
JAKARTA - Gerakan Beli Indonesia (GBI) mempertanyakan langkah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam menghadapi masalah yang berhubungan dengan kepentingan asing di Indonesia. Menurut Pimpinan GBI, Heppy Trenggono, Presiden SBY terkesan memang bereaksi. "Tapi reaksi yang diberikan tidak jelas untuk apa dan kepentingan siapa yang dibelanya," kata Heppy Trenggono kepada wartawan,Jakara Timur, Kamis (24/11).

Pertemuan di Bali dalam KTT Asia Timur misalnya. Menurut Happy, semua hasil pertemuan tidak membawa manfaat  bangsa Indonesia karena yang terjadi hanya kontrak-kontrak untuk perusahaan asing. "Puncaknya, Indonesia membeli pesawat produksi Boing senilai Rp210 triliun, sementara Industri Pesawat Terbang Nasional (IPTN) sebagai satu-satunya industri pesawat kebanggaan bangsa yang butuh anggaran sebanyak Rp5 triliun tidak jadi perhatiannya," kata Heppy.

Menurut Heppy, kontrak Rp210 triliun antara Indonesia dengan Boeing merupakan antiklimaks dalam pembangunan ekonomi dalam negeri sebab dengan kontrak tersebut.  Ironisnya, kata dia, Indonesia memberikan kontribusi terhadap penyelesaian masalah ekonomi dan pengangguran di negara lain dan mengabaikan masalah pengangguran di negeri sendiri, sekaligus mengabaikan industri penerbangan yang dimiliki Indonesia.

Heppy juga menyebutkan bahwa hari ini pasar Indonesia dikuasai oleh produk asing, mulai dari teknologi, tekstil, farmasi bahkan makanan pokok. Fakta ini memerlukan kejujuran dan pembelaan yang nyata dari pemimpin bangsa untuk membangun nasionalisme Indonesia sebagai modal dasar untuk membangun perekonomian bangsa.

JAKARTA - Gerakan Beli Indonesia (GBI) mempertanyakan langkah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam menghadapi masalah yang berhubungan dengan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News