Hadir di Universitas Paramadina, Hasto Memperkenalkan Pemikiran Geopolitik Soekarno
“Bukan di balik, bukan mengikuti selera yang ada di masyarakat kemudian bagaimana menguasai mereka. Kebanyakan orang terjun duluan enggak tahu, masyarakat suka teriak-teriak, ikut teriak-teriak, populisme. Yang dibangun politik populisme justru merusak agenda besar national character building,” sambungnya.
Hasto Kristiyanto pun mengamini bahwa kehadirannya untuk membangun politik intelektual.
Serta membangun kepemimpinan intelektual bagi Indonesia dan dunia.
“Maka benar tadi saya datang ke sini bukan untuk berbicara politik praktis, tetapi berbicara politik yang mencerdaskan kehidupan bangsa, politik yang membangun kepemimpinan intelektual bagi Indonesia dan dunia,” ungkap Hasto.
Oleh karena itu, Hasto berujar, mempelajari geopolitik Soekarno harus disertai dengan pemikiran negarawan yang sangat kuat.
“Kita tidak bisa berpikir partisan,” tegas Hasto.
Pria asal Yogyakarta itu meminta para mahasiswa rajin membaca buku sebagaimana yang dilakukan para pendiri bangsa termasuk Soekarno.
“Maka bagi teman-teman mahasiswa, mulai hari ini tidak ada hari tanpa membaca buku, tanpa berdialektika dalam alam pikir. Karena anda akan punya gambaran tentang masa depan, bagaimana kita seharusnya dengan geopolitik Soekarno, kita membangun kepemimpinan Indonesia bagi dunia. Ini yang harus kita lakukan,” ungkap Hasto.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto memperkenalkan pemikiran geopolitik Soekarno, saat ia hadir di Universitas Paramadina.
- Muncul Wacana Ubah UU MD3 untuk Pos Ketua DPR, Hasto PDIP Bereaksi Keras
- PDIP Ajukan 13 Gugatan Hasil Pileg 2024 ke MK
- Mengaku Digempur, PDIP Bersyukur Bisa Menang Pemilu
- Hasto Sebut PDIP Solid Memenangkan Ganjar-Mahfud, Hingga Menerima Intimidasi
- PDIP Dukung PPP Gugat Hasil Pemilu ke MK, Hasto: Kami Siap Memberikan Data yang Diperlukan
- Merasa Dicurangi, Sekjen PDIP Sebut Ketidaknetralan Polri hingga Politik Uang