Hajriyanto Nilai Pikiran Majelis Hakim MK Cetek

jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Hajriyanto Y Thohari menyatakan Mahkamah Konstitusi (MK) terjebak dengan paham mayoritarianisme. Padahal menurut Hajriyanto, negara ini sangat luas dan majemuk.
Pernyataan tersebut dikatakan Hajriyanto dalam Dialog Pilar Negara "Mempertanyakan Independensi MK dalam Penyelesaian Sengketa Pilpres", di Gedung Nusantara IV, Komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Senin (11/8).
"Mengakunya negarawan, tapi dalam mengambil keputusan Mahkamah Konstitusi terjebak dengan paham mayoritarianisme dalam memutus perkara gugatan Undang-Undang Pemilu," kata Hajriyanto.
Putusan MK tersebut lanjutnya, kurang bijak. Padahal MK itu mengklaim majelis hakimnya kumpulan para negarawan. "Kalau tahunya hanya suara terbanyak dalam menentukan pemenang pilpres, kesannya para majelis hakim MK tidak paham betul dengan filosofi bangsa dan negara ini didirikan. Pikirannya cetek," tegas politisi Partai Golkar itu.
Dia ingatkan, paham mayoritarianisme tersebut mendorong partai politik untuk berpikir asal banyak. "Artinya Jawa saja yang jadi penentu. Luar Jawa pasti diabaikan dalam konstelasi demokrasi," pungkasnya. (fas/jpnn)
JAKARTA - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Hajriyanto Y Thohari menyatakan Mahkamah Konstitusi (MK) terjebak dengan paham mayoritarianisme.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Asido Hutabarat: Kurator Wajib Mengamankan Aset Pailit
- Belum Puas, Prabowo Ingin Biaya Haji RI Lebih Murah Lagi
- Pemerintah Sahkan UU Perampasan Aset, KPK Siap Tindak Tegas Koruptor
- BMKG Prakirakan Sebagian Besar Kota di Indonesia Berpotensi Hujan, Ini Wilayahnya
- 5 Berita Terpopuler: Honorer Database BKN Ada yang Tak Bisa Jadi PPPK, Bantuan Rp 3 Juta Mengucur, Ini yang Terjadi
- Prof Nuh: Kepemimpinan Khofifah Sukses Mengatasi Kemiskinan