Halangan Dupersemar untuk Tan Hock Eng

Halangan Dupersemar untuk Tan Hock Eng
Dahlan Iskan.

CEO Broadcom adalah Tan Hock Eng. Kelahiran Penang, Malaysia.

Kalau sampai Qualcomm dibeli perusahaan asing: bahaya. Gabungan Broadcom dan Qualcomm akan menjadi yang terbesar di dunia. Di bidang sumikonductor. Mengalahkan Intel.

Padahal saat ini Intel yang nomor satu. Qualcomm nomor dua. Broadcom nomor tiga. Berarti perusahaan pembuat chip terbesar di dunia bukan lagi perusahaan Amerika. Ini akan menurunkan derajat Amerika: sebagai pemimpin dunia di bidang semiconductor.

Rencana beli paksa itu memang membuat gempar. Semua mata mengarah ke satu nama: Tan Hock Eng. Yang kelahiran Penang itu.

Tan Hock Eng-lah memang dalang segala dalang transaksi itu. Mengapa disebut ‘beli paksa’? Adakah Tan Hock Eng punya kekuasaan untuk memaksa? Bukankah Tan Hock Eng tidak bisa mengeluarkan dekrit? Bukankah ia juga tidak bisa injak kaki?

Memang Tan Hock Eng bukan Trump. Bukan pula Putin. Atau Xi Jinping.

Tapi harga pembelian yang diajukan Tan Hock Eng memang sangat fantastis. Tertinggi dalam sejarah jual beli perusahaan teknologi.

Dengan harga itu siapa pun akan terpaksa menjualnya. Hanya orang yang tidak bisa melihat angka dalam lembaran uang yang tidak menjual.

Tan Hock Eng anak orang miskin. Ia cerdas luar biasa. Setamat SMA di Penang ia mendapat beasiswa: kuliah di MIT. Saat umurnya 18 tahun. Dari MIT sekolah lagi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News