Halili: Pernyataan Megawati Sangat Relevan, Kondisi Demokrasi Indonesia Mengkhawatirkan

Halili: Pernyataan Megawati Sangat Relevan, Kondisi Demokrasi Indonesia Mengkhawatirkan
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memberikan pidato dalam rangka HUT Ke-51 PDIP di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (10/1). Foto: PDIP

Pengamat Politik Dari Universitas Indonesia (UI) Aditya Perdana mengatakan pidato Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tentang penyalahgunaan kekuasaan, relevan dengan kondisi politik sekarang ini.

“Dalam konteks PDIP dan sebagai tokoh, Megawati mengingatkan terkait dengan kekuasaan dan tentu secara implisit relasinya dengan presiden,” kata Aditya, Kamis (11/01/2024).

Hubungan antara Megawati atau PDIP dengan Presiden Jokowi memang tidak harmonis. Menurut Adit, mereka sedang ‘menjaga jarak’.

“Poinnya ‘menjaga jarak' itu, satu waktu bisa jauh, bisa dekat, tergantung kebutuhan,” sebut Adit. Sebab, dalam politik tidak ada yang abadi. Pernah jadi teman, sekarang bisa jadi ‘lawan’. Namun, tidak bisa bercerai.

“Dan, tidak boleh bercerai karena ada masa depan dan kebutuhan nanti yang bisa dilanjutkan,” ujar Adit, yang juga Direktur Eksekutif Algoritma.

Dalam masa Pilpres, kata dia, semua lingkaran elite sedang berkompetisi. Maka menjaga jarak itu penting.

“Namun, ketika pemerintahan baru terbentuk, berusaha mendekat bagi pihak yang kalah pun bisa jadi bahan pertimbangan,” ujar Adit.

Sebelumnya, Presiden Jokowi tidak hadir pada acara hari ulang tahun (HUT) ke-51 PDIP di Jakarta.

Halili Hasan menilai pernyataan Ketum PDIP Megawati terkait 'pemilu bukan alat elite politik untuk melanggengkan kekuasaan' sangan relevan sekali.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News