Halili: Pernyataan Megawati Sangat Relevan, Kondisi Demokrasi Indonesia Mengkhawatirkan

Pengamat Politik Dari Universitas Indonesia (UI) Aditya Perdana mengatakan pidato Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tentang penyalahgunaan kekuasaan, relevan dengan kondisi politik sekarang ini.
“Dalam konteks PDIP dan sebagai tokoh, Megawati mengingatkan terkait dengan kekuasaan dan tentu secara implisit relasinya dengan presiden,” kata Aditya, Kamis (11/01/2024).
Hubungan antara Megawati atau PDIP dengan Presiden Jokowi memang tidak harmonis. Menurut Adit, mereka sedang ‘menjaga jarak’.
“Poinnya ‘menjaga jarak' itu, satu waktu bisa jauh, bisa dekat, tergantung kebutuhan,” sebut Adit. Sebab, dalam politik tidak ada yang abadi. Pernah jadi teman, sekarang bisa jadi ‘lawan’. Namun, tidak bisa bercerai.
“Dan, tidak boleh bercerai karena ada masa depan dan kebutuhan nanti yang bisa dilanjutkan,” ujar Adit, yang juga Direktur Eksekutif Algoritma.
Dalam masa Pilpres, kata dia, semua lingkaran elite sedang berkompetisi. Maka menjaga jarak itu penting.
“Namun, ketika pemerintahan baru terbentuk, berusaha mendekat bagi pihak yang kalah pun bisa jadi bahan pertimbangan,” ujar Adit.
Sebelumnya, Presiden Jokowi tidak hadir pada acara hari ulang tahun (HUT) ke-51 PDIP di Jakarta.
Halili Hasan menilai pernyataan Ketum PDIP Megawati terkait 'pemilu bukan alat elite politik untuk melanggengkan kekuasaan' sangan relevan sekali.
- Beri Kuliah Program Doktor, Bamsoet Ingatkan Pentingnya Keseimbangan Demokrasi dan Hukum
- Tim Hukum Hasto Bawa Bukti Dugaan Pelanggaran Penyidik KPK ke Dewas
- Rempang Eco City Tak Masuk Daftar PSN Era Prabowo, Rieke Girang
- Politikus PDIP Apresiasi Ide Dedi Mulyadi Kirim Siswa Bermasalah ke Barak
- Forum Purnawirawan TNI Usul Copot Wapres Gibran bin Jokowi, Pengamat: Ekspresi di Negara Demokrasi
- 5 Berita Terpopuler: Kapan Pengisian DRH NIP PPPK? Simak Penjelasan Kepala BKN, Alhamdulillah Perjuangan Tak Sia-sia