Hamas Isyaratkan Gencatan Senjata Permanen

Israel Usir Dubes Venezuela

Hamas Isyaratkan Gencatan Senjata Permanen
Hamas Isyaratkan Gencatan Senjata Permanen
Internasional tengah menunggu kebijakan politik Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama di Timur Tengah. Kemarin, duta besar AS untuk perdamaian Timur Tengah, George J. Mitchell sudah menginjakkan kaki di Mesir dan Jerusalem. ’’Kami membuka tangah lebar-lebar jika kalian mau melepaskan kepalan tangan,’’ kata Obama dalam pidato pelantikannya 20 Januari lalu.

Pernyataan itu jelas ditujukan kepada mereka yang dianggap menganut politik garis keras seperti Hamas dan Iran. Sejauh ini, Obama belum berencana berdialog langsung dengan Hamas karena tercatat sebagai organisasi teroris dalam buku politik pendahulunya, G. Bush. Namun seandainya pertemuan Hamas dan Fatah (penguasa otoritas Palestina) di Mesir nanti mendatangkan hasil, Obama mengaku akan menerima Palestina bersatu meski termasuk para militan didalamnya. 

Dalam pertemuan Perdana Menteri Israel, Ehud Olmert dengan George J. Mitchell kemarin, Israel mengajukan syarat jika memang Hamas berniat menyepakati gencatan senjata jangka panjang dan pintu perbatasan di buka. Yakni, seorang serdadu Israel, Gilad Shalit, yang ditawan militan Hamas dua setengah tahun lalu harus lebih dulu dibebaskan. Syarat itu diamini Mitchell seraya menambahkan poin lainnya, membasmi penyelundupan senjata ilegal bagi pejuang Hamas dari terowongan dan perbatasan–tujuan utama agresi 22 hari Israel ke Gaza.

Israel menjanjikan, jika tawanan diserahkan, negara Yahudi itu bakal membuka semua crossing termasuk Karni, terminal kargo dengan Israel yang menjadi kantong ekonomi warga Gaza. Namun, crossing itu jangan sampai dijaga militan Hamas melainkan otoritas Palestina pimpinan Mahmoud Abbas di Ramallah.

GAZA – Lelah dengan perang dan dikucilkan dunia Internasional, Hamas mulai meneriakkan kata damai. Petinggi Hamas kemarin (29/1) mengatakan,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News