Hampir 80 Persen Warga di Australia Ingin Perbatasan Tetap Ditutup Sampai Pandemi Terkendali

"Tempat ini tidak seharusnya sepi. Ini tempat yang seharusnya menjadi tempat yang penuh kegembiraan, tempat mencari ilmu, dan tempat yang menciptakan perubahan."
"Saya tidak tahu di mana titik puncaknya untuk bisnis seperti kami. Sejujurnya, saya tidak membiarkan diri saya untuk berhenti atau berpikir apa yang akan terjadi kalau keadaan ini berlanjut sampai tiga tahun lagi."
Sementara itu bagi pebisnis tur perahu di Hobart, Rob Pennicott, kunjungan turis asing bisa menyambung 20 persen pendatapatannya sebelum pandemi.
Tapi setidaknya untuk saat ini, dia telah berhasil membuat perusahaannya tetap berjalan.
Meski pendapatan masih turun, tapi peningkatan pariwisata domestik membantu perusahannya tetap berjalan.
"Saya merasa sangat yakin jika perbatasan internasional harus tetap ditutup sampai benar-benar aman," kata Rob.
"Saya percaya ini akan memakan waktu dua hingga lima tahun."
"Kami masih berada dalam situasi yang tidak stabil. Setiap pekan yang berlalu, saya merasa lega."
Masih banyak orang yang berstatus warga negara atau penduduk tetap di Australia ingin kembali, tapi mereka terdampar di negara lain
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas
- Dunia Hari Ini: Siswa SMA Prancis Ditangkap Setelah Menikam Teman Sekelasnya
- Dunia Hari Ini: Gempa Bumi Berkekuatan 6,2SR Mengguncang Turkiye, 150 Warga Luka-luka