Hancur Kita Lae, Rp 2 Miliar Lebih Hangus Begitu Saja

Hancur Kita Lae, Rp 2 Miliar Lebih Hangus Begitu Saja
Pasar Senen, Jakarta Pusat, yang terbakar pada Jumat (25/4). Foto: Ken Girsang/JPNN

Hal senada juga dikemukakan pedagang lainnya, A Sinaga. Namun nasibnya masih lebih baik. Karena kebetulan kiosnya berada di lantai dua, menghadap persis ke Jalan Gunung Sahari, berseberangan dengan Mall Atrium.

“Begitu dengar berita dari kawan jam 6 pagi, aku langsung kemari. Jadi waktu api belum sempat menyebar, kita bersama kawan-kawan sudah saling bahu membahu menyelamatkan barang-barang. Semua lagi kita jemur. Kasihan kawan-kawan yang lain. Api kebetulan berasal dari bagian tengah lantai dua. Dan itu ada empat titik. Sementara kita kan di depan itu,” katanya.

Menurut Sinaga, setidaknya ada sekitar 5.000 kios di seluruh blok tiga Pasar Senen. Dan hampir seluruhnya habis terbakar, Jumat (25/4). Dari total jumlah pedagang yang ada, hampir setengahnya berasal dari suku Batak. Sementara sebagian lainnya suku Padang dan etnis Tionghoa.

“Di sini kita Batak banyak kali lae. Lebih dari setengah. Kalau satu orang saja rugi sampai ratusan juta rupiah, ya lae bisa kalikan sendiri-lah berapa total kerugian yang ada. Belum lagi ada yang sampai rugi miliaran rupiah,” katanya.

Jumlah pedagang yang dikemukakan Sinaga, tidak sinkron dengan informasi yang diperoleh dari Direktur Utama PD Pasar Jaya, Djangga Lubis. Menurutnya, saat ini terdapat 3.096 tempat usaha di pasar yang dibangun sejak tahun 1974 tersebut. Meski begitu di antara keduanya terdapat kesesuaian informasi terkait peremajaan.

Menurut Lubis, Blok 3 Pasar Senen rencananya akan diremajakan setelah Lebaran. Sementara menurut Sinaga, selama ini memang mereka telah mendengar rencana tersebut. Dan bahkan rencananya peremajaan akan dilakukan setelah pemilu diselenggarakan.

“Rencana peremajaannya sudah dari 2004 lalu lae. Tapi akhir-akhir ini wacana tersebut menguat kembali. Tapi memindahkan 5.000 pedagang itu kan nggak mudah. Mau ditempatkan ke mana? Makanya kita menduga ini memang sengaja dibakar, karena nggak ada yang mau pindah,” katanya.

Dugaan Sinaga tentu bukan tanpa sebab. Indikasi diwarnai sejumlah keanehan yang muncul di malam sesaat sebelum kebakaran terjadi, Pukul 04.00 WIB, Jumat (25/4) subuh.

P SITOMPUL hanya mampu tertunduk lesu, duduk berselonjor di antara genangan air sisa pemadam kebakaran. Tubuh basah kuyup, seakan tidak ia hiraukan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News