Hanya 250 Dosen Siap Jalankan Pendidikan Jarak Jauh

Hanya 250 Dosen Siap Jalankan Pendidikan Jarak Jauh
Kepala LL Dikti Wilayah III Prof Illah Sailah (kedua dari kiri) dan Rektor Prof Dr Agustinus Purna Irawan (kanan). Foto: Mesya/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Menghadapi revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan pesatnya perkembangan teknologi belum diimbangi dengan kesiapan sumber daya manusia (SDM).

Program pemerintah yang mengarahkan pola pembelajaran dari manual ke sistem daring (pendidikan jarak jauh atau PJJ) bakal tersendat akibat ketidaksiapan SDM terutama dosen.

Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III Jakarta Prof Illah Sailah mengungkapkan, dari 22 ribu dosen yang tersebar di 323 perguruan tinggi (PT), hanya 250 yang menguasai teknologi komputer.

Itu artinya, hanya 250 dosen yang siap menjalankan program pendidikan jarak jauh. Padahal, LLDikti terus mensosialisasikan agar seluruh PT mulai melaksanakan metode daring.

"Mau tidak mau, suka tidak suka seluruh perguruan tinggi baik negeri maupun swasta harus beralih ke pendidikan daring. Kalau tidak, PT akan ditinggalkan mahasiswa milenial yang sangat akrab dengan gawai dan teknologi," tutur Prof Illah saat memberikan sambutan di hadapan 1400 wisudawan Universitas Tarumanagara (Untar), Minggu (21/10).

Dia menyebutkan, dari 323 PT, yang sudah melaksanakan PJJ baru 25 dengan sistem blended learning. Sedangkan yang full online hanya tiga.

Untuk melaksanakan PJJ, Illah mengatakan, keikhlasan dosen dalam membagi ilmu yang dimilikinya sangat menentukan. Kalau dulu, dosen bisa menjual diktat. Kini, semua literatur bisa di-download secara cuma-cuma.

"Di sini dosennya harus ikhlas, men-share materinya di sistem online. Saya berharap Untar yang punya banyak mahasiswa, cukup 20 ribu saja yang tatap muka. Sedangkan 100 ribu mahasiswa belajar secara daring," ujar Illah.

Dari 22 ribu dosen yang tersebar di 323 perguruan tinggi, hanya 250 yang menguasai teknologi computer untuk pendidikan jarak jauh.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News