Harga 1 Kg Kopi Hampir Rp 2 Juta

Harga 1 Kg Kopi Hampir Rp 2 Juta
ELIT - Luwak-luwak pengkonsumsi kopi, yang membuat kopi 'produk' mereka lantas terkenal dan dijual mahal. Foto: Radar Semarang.
Karena luwak yang dipelihara berasal dari habitat asli, bisa dipastikan mereka semua belum jinak. Karena itu, dibutuhkan keahlian khusus untuk merawat dan menjinakkan luwak-luwak tersebut. Hadi menuturkan bahwa dirinya harus telaten dan sabar menghadapi tingkah laku hewan tersebut. Untuk yang masih kecil, kadang-kadang dia menyuapi dengan strawberi yang menjadi makanan luwak ketika musim panen belum tiba. Dengan begitu, dia bisa menjalin kedekatan dengan luwak-luwak tersebut.

Pada 2009, PTPN XII berhasil menangkarkan 656 luwak dewasa. Sebanyak 405 ekor luwak di antaranya tersebar di empat lokasi perkebunan di Bondowoso yang menjadi kewenangan PTPN XII. Yakni, di kebun Kalisat-Jampit (80 ekor), kebun Kayumas (92 ekor), kebun Blawan (178 ekor), dan kebun Pancurangkrek (55). Sisanya (251 ekor) berada di kebun kopi robusta (Malangsari, Bondowoso, 75; Rayap/Renteng, Bondowoso, 20; Bangela, Malang, 26; Ngrangkah Pawon, Kediri, 30; dan Silos Sanen, Jember, 100).

PTPN XII menargetkan dalam setahun memproduksi kopi luwak sekitar 2 ton. Untuk harga, pada awalnya hanya sedikit orang yang menyukai kopi itu. Karena itu, per kilogramnya hanya dihargai Rp 60 ribu.

Mulai 2006, harganya mulai naik. Pada 2008, harga meroket drastis. Yakni, naik secara kontinu menjadi Rp 900 ribu per kilogram, kemudian Rp 1,2 juta per kilogram, hingga Rp 1,9 juta per kilogram. Biasanya kopi itu dijual ke Jerman dan Jepang. Untuk kawasan Jember dan sekitarnya, penjualan kopi luwak diambil dari hasil produksi PTPN XII. (lie/jpnn/c4/kum)
Berita Selanjutnya:
Utang RI, Sehat Tapi Boros

BONDOWOSO - Kopi luwak yang terkenal dengan rasanya itu sebenarnya ditemukan sejak zaman Belanda. Tapi, oleh PTPN XII di Kebun Kalisat/Jampit Afdeling


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News