Harga BBM Turun Bukan Prestasi SBY

Seharusnya Masih Bisa Rp 3800/liter

Harga BBM Turun Bukan Prestasi SBY
Harga BBM Turun Bukan Prestasi SBY
JAKARTA – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sepertinya tak pernah kehabisan amunisi untuk mengkritisi kebijakan pemerintahan SBY-JK. Bahkan dalam hal penurunan harga BBM yang ketiga kalinya selama pemerintahan SBY, dilihat PDIP bukanlah prestasi pemerintah.

Karenanya, Ketua FPDIP di DPR Tjahjo Kumolo menuding adanya pencitraan bagi SBY melalui penurunan harga BBM. "Sangat wajar jika turunnya harga BBM hingga tiga kali menjelang pemilu 2009 dianggap karena ada kepentingan politik pemerintah terutama bagi pencitraan Presiden SBY. Tetapi saya minta agar masalah ini tidak dijadikan kendaraan untuk membangun citra meskipun jelas bahwa ini politis sekali," ujar Tjahjo di Jakarta, Rabu (14/1).

Menurut Tjahjo, jika penurunan harga BBM tidak dilandasi kepentingan politis maka seharusnya harga BBM bisa langsung diturunkan menjadi Rp 4500 tanpa harus melalui penurunan tahap pertama dan kedua. "Tapi karena penurunan ini sekaligus untuk membangun citra, maka dilakukan secara bertahap. Dan masih sangat mungkin mendekati Pemilu premium  diturunkan lagi," tudingnya.

Tjahjo lantas memaparkan hasil hitung-hitungan harga keekonomi BBM oleh FPDIP. Dari kalkulasi harga hingga biaya produksi dan konsumsi, harga premium bisa ditekan hingga Rp3600 per atau paling tinggi dipatok pada angka Rp3800 periter. Sementara kebutuhan premiun per harinya adalah 58 ribu kilo loter sehingga pemerintah masih mendapatkan pemasukan Rp33 miliar per hari. "Ini sangat disayangkan, di saat rakyat masih sulit pemerintah malah mengambil keuntungan dari keringat rakyat," katanya.

JAKARTA – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sepertinya tak pernah kehabisan amunisi untuk mengkritisi kebijakan pemerintahan SBY-JK.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News