Harga Gula Petani Turun

APTRI Minta Hasil Audit Gula Rafinasi

Harga Gula Petani Turun
Harga Gula Petani Turun
JAKARTA- Janji Kementerian Perdagangan untuk mengumumkan hasil audit distribusi gula rafinasi hingga kini belum terealisasi. Untuk itu, Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) meminta agar hasil audit bisa segera diumumkan. Apalagi, harga gula petani di pasaran tidak mengalami kenaikan dibandingkan tahun lalu.

Wasekjen DPN APTRI M Nur Khabsyin menilai peredaran gula rafinasi produksi PT Makasar Tene di Indonesia bagian timur masih marak. Terutama, di Kalimantan, Sulawesi, Bali dan NTB. Dikatakan, hal itu merugikan petani tebu yang mengandalkan penjualan dari gula musim giling tahun ini. "Dampaknya, harga gula petani turun," katanya kemarin (8/11).

Dia membandingkan, tahun lalu harga gula petani bisa menembus Rp 9.500 per kg. Sedangkan pada musim giling tahun ini hanya dihargai Rp 8.300-8.500 per kg. dengan begitu tidak ada kenaikan. Apalagi, musim giling gula tahun ini bakal berakhir. "kalau menghitung selisih harga tahun lalu sebesar Rp 1.200 per kg dikalikan 1,2 juta ton, maka nilai kerugian petani bisa mencapai Rp 1,4 triliun," urai dia.

Di sisi lain, petani juga harus menanggung kerugian akibat penurunan produksi gula sebesar 20 persen atau setara dengan 200.000 ton gula. Nah dengan harga pasaran Rp 8.300 per kg, sehingga petani merugi Rp 1,7 triliun. "Karena itu, kami mendesak pemerintah segera mengumumkan audit distribusi industri gula rafinasi. Dari hasil tersebut, kami  bisa tahu jumlah riil gula rafinasi yang diserap industri makanan minuman," tandasnya.

JAKARTA- Janji Kementerian Perdagangan untuk mengumumkan hasil audit distribusi gula rafinasi hingga kini belum terealisasi. Untuk itu, Asosiasi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News