Harga-harga Telanjur Naik, Picu Inflasi
Minggu, 01 April 2012 – 19:17 WIB
Kendati demikian, pihaknya menilai harga minyak dalam waktu dekat belum mencapai rata-rata USD120,75 per barrel apalagi rata-rata selama 6 bulan seperti yang disyaratkan dalam pasal 7 ayat 6a. "Rasanya belum terjadi,"tuturnya.
Namun, Toni mengakui harga minyak brent pada awal Maret sempat menyentuh USD128 per barrel, tetapi mengalami penurunan ke arah USD120 per barrel. Penyebabnya adalah gangguan teknis di ladang minyak North Sea (Inggris), Iran yang mengalami dispute pembayaran oleh China dan berseteru dengan negara-negara barat seperti Amerika Serikat dan eropa.
"Soal gangguan teknis di Laut Utara rasanya bakal bisa diatasi dalam beberapa pekan ini. Namun soal konflik politik Iran VS barat bukan hal yang gampang diatasi,"jelasnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Radjasa mengatakan pemerintah baru bisa menaikan harga BBM jika rata-rata 6 bulan ke belakang ICP sebesar USD127,5 per barrel. "Jadi pemerintah akan sangat hati-hati walaupun berat, karena saat ini sudah USD118 per barrel sudah berat dengan asumsi kita sebesar USD105 per barrel," kata Hatta. (naa/jpnn)
JAKARTA - Meski harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tidak jadi dinaikan pada 1 April 2012, namun tekanan inflasi tetap terjadi karena kenaikan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Begini Respons Bea Cukai soal Relaksasi Kebijakan Larangan Pembatasan Barang Impor
- Jawab Tantangan Bisnis ke Depan, Pertamina Luncurkan Competency Development Program
- Harga Emas Antam Sabtu 18 Mei 2024, Naik Rp 7.000 Per Gram
- Layanan SIM Keliling Lima Lokasi di Jakarta Hari Ini
- Anak Usaha SIG Raih BUMN Entrepreneurial Marketing Awards 2024
- Stimuno Kembali Raih Penghargaan Top Brand For Kids Awards