Harga Jagung Terus Menanjak, Industri Serius Lirik Alternatif Pakan Ternak

Harga Jagung Terus Menanjak, Industri Serius Lirik Alternatif Pakan Ternak
webinar El Nino Datang Lagi: Bagaimana Antisipasi Sektor Pertanian dan Perunggasan,” di Jakarta, Selasa (20/6). Foto: Dok KATADATA

“Harganya memang masih mahal sekitar USD 3-5 tetapi ini bisa menjadi alternatif. Meskipun tidak akan menggantikan bahan baku pakan ternak, tetapi bisa menjadi substitusi sebagian,” jelas Timbul.

Timbul menyebut saat ini industri pakan ternak sudah mulai mencari substitusi bahan baku pakan karena harga jagung pada triwulan pertama 2023 mulai naik.
Selain lalat hitam, substitusi bahan pakan ternak lainnya adalah nasi pecah, mie pecah dan biskuit pecah.

Saat ini, jagung masih menjadi bahan utama pakan ternak yaitu sekitar 40-50 persen.

Namun, harga jagung tentu akan membuat biaya produksi pakan ternak ikut melonjak. Apalagi, pemerintah sudah melarang impor jagung sejak 2016 lalu.
Faktor itulah yang membuat industri pakan ternak mulai mencari alternatif bahan baku pakan.

Pengawas Mutu Hasil Pertanian (PMHP) Muda, Direktorat Serealia Ditjen Tanaman Pangan, Kementan RI Devied Apriyanto Sofyan mengatakan Kementan sudah memetakan daerah rawan kekeringan dan pemantauan k ondisi iklim harian. Daerah tesebut dibagi menjadi tiga zona yaitu hijau, kuning dan merah.

Devied menuturkan untuk daerah zona hijau, pemerintah akan melakukan pengawasan dan pengawalan serta antisipasi terjadi kekurangan air.

Kemudian, daerah zona kuning, pemerintah akan mem bangun dan memperbaiki embung, biopori, DAM, parit dan lain-lain untuk peningkatan ketersedian air irigasi.

"Untuk daerah zona merah, pemerintah akan menyiapkan sumur dalam untuk irigasi, diversifikasi pangan untuk antisipasi dampak El Nino dan me ngoptimalkan lahan sawah rawa,” kata Devied.

Salah satu yang terdampak El Nino adalah kenaikan bahan pakan ternak seperti jagung, yang akan mengerek harga produk perunggasan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News