Harga Kedelai Mengalami Kenaikan, Pengrajin Tahu Tempe di Sidoarjo Menjerit

Harga Kedelai Mengalami Kenaikan, Pengrajin Tahu Tempe di Sidoarjo Menjerit
Lukman (kanan) pengrajin tempe asal Sidoarjo yang mengeluhkan harga kedelai mahal mengakibatkan rugi. Foto: Arry Saputra/JPNN.com

jpnn.com, SIDOARJO - Pengrajin tahu dan tempe di Sidoarjo mengeluhkan harga bahan baku atau kedelai yang terus merangkak naik.

Saat ini, di koperasi harga kedelai mencapai Rp10.800, sedangkan eceran Rp11 ribu per kilogramnya. 

Lukman (45), pengrajin asal Jabon, Sidoarjo, itu mengaku sudah hampir tiga minggu merasakan kenaikan harga kedelai. Minggu sebelumnya Rp9.800 dan pada tiga hari kemudian menjadi Rp10.300.

"Supaya usaha tetap berjalan disiasati dengan cara mengecilkan ukuran tahu dan tempe yang dibuat," kata dia di Pasar Baru Porong, Selasa (1/6).

Menurut Lukman, mencari pelanggan tetap cukup sulit. Sehingga apabila harga dinaikkan dikhawatirkan pembeli pindah ke penjual tempe atau tahu yang lain. 

"Sebetulnya pelanggan ngerti kalau ukuran tempe berubah, tetapi setelah dijelaskan kedelai naik alhamdulillah menyadari," ujar dia. 

Pengrajin tahu asal Desa Sepande, Farid (51) menyebut jika harga kedelai terus merangkak naik, kemungkinan pengrajin bisa bangkrut karena tidak mendapatkan untung.

Dia menyiasatinya dengan menaikkan harga. Yang sebelumnya per kotak Rp30 ribu menjadi Rp33 ribu.

"Untuk pengrajin tahu tidak bisa mengurangi ukuran, jalan satu-satunya harganya dinaikkan," ungkapnya.

Dia berharap kedelai yang saat ini harganya mencapai Rp11 ribu bisa segera turun, agar pengrajin bisa terus memproduksi tahu dan tidak tutup. 

"Kalau naik terus kami tidak untung karena juga harus membayar karyawan. Harapannya harga ideal kedelai bisa seperti tiga tahun lalu kisaran Rp7.500," pungkas Farid. (mcr12/jpnn)


Pengrajin tahu dan tempe di Sidoarjo mengeluhkan harga bahan baku kedelai yang terus naik


Redaktur & Reporter : Arry Saputra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News