Harga Kedelai Meroket, Nevi Zuairina: Kado Pahit Awal Tahun Bagi Industri Tahu dan Tempe Dalam Negeri
Senin, 04 Januari 2021 – 22:02 WIB
“Momentum baiknya hubungan dagang AS-China yang berakibat pada kenaikan harga kedelai harus dimanfaatkan Pemerintah untuk dapat meningkatkan produksi kedelai dalam negeri,” ujar Nevi.
Nevi menambahkan pemerintah juga harus dapat memperbaiki tata niaga kedelai dalam negeri.
Selain itu dibutuhkan kolaborasi aktif antara Kementerian dan Lembaga terkait serta melibatkan pelaku industri dan UMKM agar dapat menciptakan stabilitas harga kedelai.
“Melonjaknya harga kedelai juga dapat meresahkan pedagang kecil. Karena nanti penjual gorengan tidak dapat menjual tahu dan tempe goreng, sehingga pendapatan mereka pun bisa berkurang," pungkas Nevi.(fri/jpnn)
Di awal tahun 2021 para pelaku industri tahu dan tempe sangat terbebani dengan adanya kenaikan harga kedelai yang mencapai hampir sebesar 50 persen.
Redaktur & Reporter : Friederich
BERITA TERKAIT
- Luar Biasa! Pertamina Menjadi BUMN Kontributor TKDN Terbesar di 2023
- KAL Sembulungan dan KAL Hinako Siap Mengamankan Laut Indonesia
- Pedagang Mengeluhkan Harga Sembako Tak Kunjung Turun, Ganjar Punya Ide Genjot Pajale
- Atikoh Ganjar Ungkap Tempe itu Superfood, Sering Dikonsumsi Rakyat, Tetapi
- Sultan Minta Pemerintah Tingkatkan Produktivitas Kedelai Dalam Negeri
- Atikoh Ganjar Dorong Riset Kedelai demi Perajin Tahu