Harga Minyak Jatuh ke USD 93
Fundamental Ekonomi Kuat, Menkeu Minta Tak Panik
Selasa, 16 September 2008 – 12:25 WIB
Apalagi, kata dia, sudah terbetik kabar bahwa Bank of America resmi mengakuisisi bank investasi Merrill Lynch senilai USD 50 miliar. ’’Dengan demikian, wajar semua bursa dunia melorot. Kecenderungan barunya, investor lebih suka memegang cash money,’’ katanya.
Selain itu, jelas dia, banyak pelaku pasar yang melakukan margin trading terkena forced sell karena margin call. Margin trading biasanya dilakukan dan dibiayai broker atas nama kepentingan kliennya. Jatuhnya indeks memaksa nilai jaminan di rekening broker surut, sehingga membuat mereka, mau tidak mau, menjual sahamnya untuk menjaga arus keuangannya. Hal itu terjadi setelah harga saham tergerus di bawah harga yang telah disepakati. Itulah proses margin call, sehingga nasabah harus menambah nilai jaminan sahamnya ke broker.
Kepala Riset PT Recapital Securities Poltak Hotradero mengemukakan, bursa saham masih terkena imbas gonjang-ganjing perekonomian global. Itu ditambah semakin lemahnya harga minyak. ’’Hal itu menyeret saham-saham berbasis komoditas,’’ ungkapnya.
Harga saham yang sudah di bawah harga wajar tak lantas membuat pelaku pasar melakukan aksi beli. Investor mengalihkan investasinya ke instrumen lain yang lebih aman, terutama ke USD dalam bentuk tunai. Dia menyatakan, tren pelemahan harga minyak masih sulit diprediksi kapan akan berakhir.
JAKARTA – Sektor finansial di ambang kehancuran. Terseret oleh krisis keuangan global, bursa saham dan pasar uang berada di titik paling mengkhawatirkan.
BERITA TERKAIT
- Kemenperin Ungkap Penyebab Menumpuknya Kontainer di 2 Pelabuhan Besar Ini
- Mulai Dilepas, Ribuan Kontainer Tertahan Akibat Persetujuan Teknis
- Grab Business Forum 2024: Bahas Solusi Genjot Produktivitas Bisnis
- Sinar Mas Land & Astra Land Indonesia Berkolaborasi Kembangkan Kawasan Residensial Baru
- BRI Peduli Tebar CSR di SDN 01 dan 02 Gunung Geulis Bogor
- 50 Jurnalis dapat Beasiswa S2 dari BRI Fellowship Journalism