Harga Solar Harus Turun
Rabu, 12 November 2008 – 15:59 WIB
JAKARTA—Turunnya harga premium ke posisi Rp 5.500 per liter sebaiknya diikuti juga dengan solar. Mengingat harga minyak di pasaran dunia mulai mendekati normal. Penegasan tersebut disampaikan Muhamad Najib, anggota komisi VII DPR RI, Rabu (12/11).
"Harga crude oil sudah lama di bawah USD 60 dolar per barel, sedangkan asumsi minyak dunia yang disetujui DPR RI dalam APBN-P 2008 USD 95 perbarel. Lantas kenapa pemerintah masih tetap menahan harga solar," tukas Najib. Jika pemerintah tidak menurunkan harga solar, lanjutnya, harga produk barang dan jasa tetap tinggi. "Kalau sudah begitu yang susah rakyat juga, karena itu saya imbau pemerintah menurunkan harga solar 500 rupiah sama seperti premiun."
Seperti diketahui, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, mulai 1 Desember 2008 harga premium atau BBM bersubsidi
akan diturunkan Rp 500, dari Rp 6.000 per liter menjadi Rp 5.500 per liter. Menkeu berharap, dengan penurunan ini bisa meningkatkan daya beli masyarakat dan menggairahkan dunia usaha, serta menahan siklus akibat krisis ekonomi global terhadap perekonomian nasional. Hanya untuk harga solar dan minyak tanah bersubsidi belum bisa diturunkan, karena masih jauh dari harga ekonomis. (esy)
JAKARTA—Turunnya harga premium ke posisi Rp 5.500 per liter sebaiknya diikuti juga dengan solar. Mengingat harga minyak di pasaran dunia mulai
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Kolaborasi JFX dan DCFX dalam Literasi Investasi di Pasar Emas dan Olein
- Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2, Ini yang Dilakukan PIS
- Bank Raya Bukukan Pertumbuhan Laba Double Digit di Triwulan I/2024
- BRI Ungkap 3 Fakta soal Video Viral Kasus Uang Raib Rp 400 Juta
- BRI Sambut Baik Kenaikan Suku Bunga Acuan, Tetap Optimistis Kredit Tumbuh 2 Digit
- RUPST 2024, Sampoerna Sambut Presiden Direktur Baru