Hargai Cabai Rp 4 Ribu, Petani Ogah Panen

Hargai Cabai Rp 4 Ribu, Petani Ogah Panen
Petani cabai. Foto: JPG

Bukan hanya daun, ulat juga menyerang cabai.

"Sudah harganya rendah, kami juga bingung milihnya. Hampir mayoritas petani cabai kali ini gagal. Lebih dari 40 persen ladang cabai diserang. Sekarang sedang kami pulihkan. Kami rawat lagi sambil menunggu panen berikutnya. Siapa tahu harganya lebih baik," ungkapnya.

Selain cabai hijau besar, harga sayur leunca anjlok dengan tak kalah sadis.

Harga sayuran yang biasanya dipakai untuk lalapan tersebut turun drastis.

"Bulan lalu harganya masih Rp 7 ribu. Sekarang per kilo Rp 500 perak. Buat apa dipanen, mending dibiarkan tua saja, bisa buat bibit lagi. Kalau dipanen, juga percuma. Hasilnya tidak seberapa, pasti rugi," tutur Karjono, salah seorang petani dari Desa Ambit, Kecamatan Waled, yang ditemui di ladangnya.

Bukan hanya itu, harga dua komoditas utama petani Waled lainnya, terong ungu dan bawang merah, juga turun drastis.

Saat ini harga terong di tingkat petani hanya mencapai Rp 500 per kilogram, sedangkan bawang merah Rp 8 ribu per kilogram.

"Saya tanam juga bawang Sumenep. Harganya jatuh juga. Kemarau ini kami benar-benar rugi," katanya. (dri/c24/ami/jpnn)


Cabai per kilogram seharga Rp 4 ribu buat petani merugi


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News