Hargai Cabai Rp 4 Ribu, Petani Ogah Panen

Hargai Cabai Rp 4 Ribu, Petani Ogah Panen
Petani cabai. Foto: JPG

jpnn.com, CIREBON - Sedihnya menjadi petani cabai. Harga komoditas sayuran di tingkat petani yang saat ini terjun bebas membuat mereka tak bersemangat.

Para petani itu merelakan cabainya membusuk di ladang ketimbang harus mengeluarkan ongkos panen yang justru membuat mereka tambah rugi.

Ketua Kelompok Tani Tumbuh Maju Waled, Kabupaten Cirebon, Maimun mengaku hampir seluruh harga komoditas sayur yang ditanam para petani di Kecamatan Waled anjlok.

"Kami juga bingung. Padahal, saat ini musim kemarau, biasanya harga-harga mahal karena ongkos dan biaya tanam naik. Ini malah turun serta cenderung tidak laku," ungkapnya.

Dia mencontohkan harga cabai hijau besar di tingkat petani yang saat ini dibeli tengkulak hanya Rp 4 ribu per kilogram.

Harga itu tidak sebanding dengan ongkos biaya petik harian yang saat ini mencapai Rp 35 ribu.

"Biasanya kalau sehari itu, kami membayar orang Rp 35 ribu. Maksimal paling dapat cabai 7 kilogram. Jika dikali Rp 4 ribu, paling banter dapat Rp 28 ribu, sedangkan biaya yang dikeluarkan Rp 35 ribu. Ketimbang harus tombok, mending tidak usah dipanen," tuturnya.

Maimun menambahkan, selain harga yang rendah, saat ini petani di sana menghadapi serangan ulat cabai yang banyak dan masif.

Cabai per kilogram seharga Rp 4 ribu buat petani merugi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News