Hari-Hari Hamil Tua di Pabrik Gula

Hari-Hari Hamil Tua di Pabrik Gula
Hari-Hari Hamil Tua di Pabrik Gula
Karena itu, langkah perbaikannya tidak hanya menggunakan satu jurus. Untuk pabrik-pabrik tua telah dilakukan perbaikan dan perawatan yang lebih khusus dari biasanya. Jalur-jalur pipa yang ruwet yang membuat boros uap sudah dibetulkan. Ketel-ketel yang tidak efisien diperbaiki. Mesin-mesin itu memang masih tetap tua, tapi mesin tua yang dirawat dan yang tidak dirawat tidak akan sama. Lihatlah Widyawati! Atau Ayu Azhari!

Di samping itu, penentuan dimulainya musim giling pun kini disepakati tanggalnya. Tidak lagi setiap pabrik gula "mencuri start". Di masa lalu pabrik gula berebut mulai giling lebih awal dengan maksud agar bisa menyedot tebu dari wilayah pabrik gula yang lain. Akibatnya, ada pabrik gula yang tidak kebagian tebu.

Sedot-menyedot tebu inilah yang membuat lalu lintas tebu kacau sekali. Tebu dari wilayah barat lari ke pabrik gula yang di timur. Tebu timur lari ke barat. Akibatnya, pabrik gula tidak perlu punya program membantu petani sekitarnya untuk menanam tebu yang lebih baik. Sedot saja tebu dari wilayah yang jauh.

Caranya: memberikan subsidi biaya angkut jarak jauh. Korupsi pun terbuka. Tebu dari wilayah sekitar dibukukan dari jauh agar ada biaya subsidi angkut. Akhirnya bisnis angkutan tebu bisa lebih menarik daripada bisnis tebu itu sendiri.

HARI-hari ini situasi pabrik gula kita seperti menghadapi istri yang lagi hamil tua. Musim giling sudah di depan mata. Pertaruhan sedang dibuat:

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News