Hari Ini TNI Bertambah Usia, Dahulu Pernah Jadi Angkatan Perang Paling Disegani di Selatan Khatulistiwa

Hari Ini TNI Bertambah Usia, Dahulu Pernah Jadi Angkatan Perang Paling Disegani di Selatan Khatulistiwa
Anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD mengikuti upacara HUT ke-75 TNI di Markas Kopassus, Cijantung, Jakarta, Senin (5/10). Perayaan HUT TNI kali ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena dipusatkan di Istana Negara, Jakarta Pusat dan digelar secara virtual. Foto : Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengucapkan selamat kepada Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang pada hari ini (5/10) berulang tahun ke-75.

Parpol pimpinan Megawati Soekarnoputri itu menilai TNI merupakan pilar utama kedaulatan negara dan benteng penjaga NKRI.

“Sejarah TNI melekat erat dengan revolusi perjuangan mencapai dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia," ujar Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto melalui layanan pesan ke media.

Hasto menjelaskan, pada 2 Agustus 1945 Bung Karno berpidato  tentang pentingnya membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR). Institusi itu menjadi wadah bagi para pejuang untuk menpertahankan kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945.

Hingga akhirnya terbentuklah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada 5 Oktober 1945. Tanggal itulah yang kini diperingati sebagai hari kelahiran TNI.

Hasto menambahkan, sejarah mencatat TNI terbukti berkali-kali mampu menjadi benteng penjaga kedaulatan negara. TNI pada era 1960-an juga menjadi kekuatan pertahanan paling disegani di Bumi bagian selatan khatulistiwa.

Menurut Hasto, kala itu TNI sebagai angkatan perang memiliki efek deterens besar, termasuk dalam menyelesaikan konflik  soal Irian Barat sebagai peninggalan penjajah Belanda.

"PDI Perjuangan bangga dengan semangat patriotisme, soliditas, dan juga profesionalisme TNI sebagai pilar utama kedaulatan negara," jelas Hasto.

Namun, Hasto juga mengingatkan TNI soal tantangan ke depan yang makin kompleks. Menurutnya, TNI akan menghadapi ancaman perang proksi dan berbagai bentuk infiltrasi melalui soft power, penguasaan kedaulatan ekonomi oleh pasar, kolonialisme data, radikalisme dan terorisme, hingga kejahatan siber.

"Maka PDI Perjuangan terus mendorong agar TNI dengan matra darat, laut, dan udara terus bertransformasi menjadi kekuatan pertahanan yang hebat, modern, profesional, dan tetap melekat kuat dengan jati dirinya sebagai tentara rakyat. Dengannya TNI mampu hadir menjaga NKRI, Pancasila, UUD 1945, dan kebinekaan Indonesia," tutur Hasto.

Politikus yang juga mahasiswa program doktoral di Universitas Pertahanan itu mengharapkan TNI menjadi kekuatan pertahanan yang khas Indonesia yang menyatu dengan diplomasi internasional. Dengan demikian TNI juga membawa Indonesia sebagai agen perdamaian dunia.

"Dirgahayu TNI. Dukungan politik penuh bagi upaya Presiden Jokowi untuk meningkatkan konsolidasi industri pertahanan nasional dan pada saat bersamaan meningkatkan kesejahteraan prajurit TNI," jelas Hasto.(tan/jpnn)

PDI Perjuangan mengucapkan selamat kepada TNI yang merayakan ulang tahunnya ke-75 pada hari ini.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News